Lama menunggu, mungkin lebih dari satu jam. Aku mengira bahwa mahasiswa baru yang pertama daftar ulang itu memiliki masalah di berkas-berkas yang ia bawa. Mungkin ada ketidakcocokan data atau sebagainya, pikirku.Â
Seorang mahasiswa baru datang bersama orang tuanya-mungkin, dan duduk di bangku yang bersebrangan dengan bangku yang aku duduki. Aku berniat menyapa mereka, barangkali anaknya bisa menjadi teman dekatku setelah masuk perkuliahan nanti. Namun hal itu urung aku lakukan karena nampaknya mereka sedanh dalam obrolan yang mengasyikan. Jadilah aku merasa sendirian tanpa teman di sana.Â
Detik demi detik terus berlalu, akhirnya aku dipanggil untuk maju ke meja resepsionis. Dengan segera aku menghampirinya lalu duduk rapi di hadapannya. Aku diminta mengeluarkan berkas-berkas daftar ulang. Lalu ia mencocokan data di berkas tersebut dengan data yang kuupload di situs penerimaan mahasiswa baru ketika aku mendaftar beberapa bulan lalu.Â
Alhamdulillah, cocok. Aku dijelaskan bahwa mulai sekarang aku sudah memiliki NIM yang bisa aku gunakan untuk akses ke program-program belajar kampus nantinya, aku juga diberi email yang khusus untuk urusan kampus, lalu dijelaskan mengenai biaya yang harus segera aku lunasi, juga sistem informasi akademik kampus yang sudah bisa kuakses.Â
Aku juga diarahkan untuk mencoba masuk ke akun mahasiswaku, begitu aku masuk, aku disambut dengan tulisan yang cukup menyentuh hatiku.Â
"Selamat Siang Kak RIVAL PAHRIJAL. Kakak sekarang ada di semester 1. Semangat belajar terus ya. "Â
Setelah itu aku diarahkan untuk difoto dengan memakai almamater yang dipinjamkan kepadaku. Jepret. Sekali foto saja bagiku cukup. Meski aku tidak terlalu suka dengan hasilnya, tapi aku tidak mempermasalahkan hal itu.Â
Setelah selesai, aku berkenalan dengan dua teman baruku. Berbincang terkait latar belakang masing-masing yang menyebabkan kita terdampar di gedung ini. Menakjubkan, itu pengalaman yang luar biasa buatku. Berkenalan dan bertegur sapa sekaligus bercerita cukup lama dengan orang baru ternyata menyenangkan.Â
Begitulah, dengan bergantinya statusku dari siswa menjadi mahasiswa dan dari NIS menjadi NIM, aku merasa bahagia sekaligus bangga. Meskipun ini adalah kampus swasta di kota yang bisa dibilang kecil. Aku berambisi untuk nantinya bisa bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa lain di PTN. Mengubah pandangan sebelah mata yang sering ditujukan pada kampus swasta. Serta dapat membawa nama baik diriku, keluargaku, kampusku, dan kotaku di kancah nasional bahkan internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H