Oleh karena itu, ketika kamu mulai enggan untuk berbelanja barang yang biasanya kamu lakukan rutin dengan teman-teman mu dan membuat mereka heran. Jangan hanya membuat perbedaan dari keengganan untuk berbelanjanya saja, melainkan kamu harus berbeda dari mereka dari aspek yang lain yang tentu saja kamu lebih positif dari mereka.Â
Dari yang asalnya gemar bergosip ketika berkumpul, mulai lah berkata kepada diri sendiri dan teman-temanmu "Eh, udah dong ngobrolin masalah itu, mending ngobolin hal lain yuk."Â
Dari yang asalnya kamu merupakan orang yang sering galau dan teman-teman dekatmu mengetahui hal itu, mulai lah belajar tenang dalam menghadapi masalah. Dari yang asalnya kamu enggan memberi, mulai lah untuk membiasakan bersedekah.Â
Dari yang biasanya ngaret kalau janjian, mulai lah datang tepat waktu ketika akan bertemu. Dari yang asalnya lebih banyak berbicara, mulai lah lebih banyak mendengar dan melihat.
Perbedaan-perbedaan ini lah yang akan membuat mereka merasa heran dan penasaran. Ketika mereka mulai penasaran, maka kamu bisa mulai menceritakan alasan sebenarnya mengapa kamu melakulan hal-hal tersebut yang tidak lain adalah karena kamu mulai menerapkan gaya hidup minimalis.
Jadikan lah gaya hidup minimalis itu sebuah perjalanan panjang dalam hidupmu. Dimana perjalanan itu memiliki tingkatan-tingkatan atau fase-fase yang begitu banyak. Tidak perlu memikirkan hasilnya, jalani saja prosesnya dengan penuh kesadaran.
Ingat bahwa minimalis bukan hanya soal barang, melainkan juga soal pola pikir kamu. Ketika pola pikir kamu terbentuk, maka kamu akan berusaha agar perilakumu mengikuti pola pikir itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H