Mohon tunggu...
Rival Pahrijal
Rival Pahrijal Mohon Tunggu... Lainnya - Masih Pelajar

Long life learning

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Minimalis adalah Perjalanan, Bukan Tujuan

13 Januari 2021   18:07 Diperbarui: 13 Januari 2021   18:13 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Oleh karena itu, ketika kamu mulai enggan untuk berbelanja barang yang biasanya kamu lakukan rutin dengan teman-teman mu dan membuat mereka heran. Jangan hanya membuat perbedaan dari keengganan untuk berbelanjanya saja, melainkan kamu harus berbeda dari mereka dari aspek yang lain yang tentu saja kamu lebih positif dari mereka. 

Dari yang asalnya gemar bergosip ketika berkumpul, mulai lah berkata kepada diri sendiri dan teman-temanmu "Eh, udah dong ngobrolin masalah itu, mending ngobolin hal lain yuk." 

Dari yang asalnya kamu merupakan orang yang sering galau dan teman-teman dekatmu mengetahui hal itu, mulai lah belajar tenang dalam menghadapi masalah. Dari yang asalnya kamu enggan memberi, mulai lah untuk membiasakan bersedekah. 

Dari yang biasanya ngaret kalau janjian, mulai lah datang tepat waktu ketika akan bertemu. Dari yang asalnya lebih banyak berbicara, mulai lah lebih banyak mendengar dan melihat.

Perbedaan-perbedaan ini lah yang akan membuat mereka merasa heran dan penasaran. Ketika mereka mulai penasaran, maka kamu bisa mulai menceritakan alasan sebenarnya mengapa kamu melakulan hal-hal tersebut yang tidak lain adalah karena kamu mulai menerapkan gaya hidup minimalis.

Jadikan lah gaya hidup minimalis itu sebuah perjalanan panjang dalam hidupmu. Dimana perjalanan itu memiliki tingkatan-tingkatan atau fase-fase yang begitu banyak. Tidak perlu memikirkan hasilnya, jalani saja prosesnya dengan penuh kesadaran.

Ingat bahwa minimalis bukan hanya soal barang, melainkan juga soal pola pikir kamu. Ketika pola pikir kamu terbentuk, maka kamu akan berusaha agar perilakumu mengikuti pola pikir itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun