Mohon tunggu...
Pahliyani Mumtaz
Pahliyani Mumtaz Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat kehidupan

Suka ngopi sambil mendengarkan musik dan menulis sesuatu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dari Musim

8 November 2024   19:58 Diperbarui: 8 November 2024   21:36 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua pernah merasakan hidup yang sulit. Kita semua pernah merasakan hidup tak nyaman. Kita semua pernah merasakan hidup hidup yang berat. Dan kita semua pernah merasakan pedihnya hidup ini.

Mustahil ada manusia yang hidup datar-datar saja. Mustahil ada manusia yang hidupnya enak-enak terus. Mustahil ada manusia yang tidak pernah stres. Dan mustahil ada manusia yang hidup tanpa rintangan.

Jadi, berhentilah mendambakan hidup yang sempurna dan berjalan sesuai keinginan kita. Itu hampir mustahil. Selalu ada celah untuk kita merasa ada yang kurang dalam hidup ini. Selalu ada momen yang membuat kita tidak mensyukuri hidup ini.

Seandainya kita memperhatikan cara dunia ini bekerja. Mungkin kita tidak akan mudah merasakan cemas saat berada di luar zona nyaman. Mungkin kita tidak akan mudah merasa stres saat hidup tidak berjalan sesuai keinginan kita.

Sebenarnya bumi sudah mengajarkan kita satu hal penting melalui yang namanya musim. Umumnya musim ada empat yaitu, musim hujan, musim panas, musim gugur dan musim salju. Kalau di Indonesia musim cuma ada dua, musim hujan dan musim panas atau kemarau.

Dari musim yang selalu berganti kita bisa belajar bahwa gak akan pernah ada yang namanya kondisi hidup yang begitu-begitu aja. Pasti ada yang namanya perputaran dari susah menjadi senang, dari tertawa menjadi menangis dan dari tenang menjadi gelisah.

Tuhan memang menakdirkan kita untuk menghadapi macam-macam kondisi hidup. Baik kondisi hidup yang kita sukai maupun kondisi hidup yang tidak kita sukai.

Musim yang selalu berganti mengajarkan kita bahwa tidak ada yang namanya kondisi senang terus. Tidak ada yang namanya kondisi menderita terus. Pasti bergantian. Mustahil kita diciptakan Tuhan hanya untuk menderita sepanjang hidup, saya yakin pasti ada saat-saat dimana kita merasakan bahagia sekali. Begitupu  sebaliknya.

Musim yang berbeda-beda juga mengajarkan kita untuk selalu berbeda dalam menangani kondisi yang kita hadapi. Saat kita senang cara menghadapi hidupnya berbeda. Saat kita sedih cara menghadapi hidupnya berbeda. Kita perlu yang namanya beradaptasi.

Pada intinya bagaimanapun kondisi hidup kita. Perlu sekali kita hanya fokus pada apa yang bisa kita kontrol saja. Contoh, misalkan kita bekerja di suatu Perusahaan. Fokus saja pada hal-hal yang bisa kita kontrol seperti disiplin dalam bekerja, bekerja sungguh-sungguh dan bersosialisasi yang baik dengan rekan kerja. Gak perlu difikirkan hal-hal yang diluar kontrol kita seperti omongan orang lain di belakang kita, perlakuan orang lain terhadap kita, ataupun PHK.

Saya yakin dengan fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol saja akan membuat kita bisa menjadi lebih bersyukur atas hidup yang diberikan Tuhan. Seperti di musim hujan, fokus saja pada apa yang bisa kita kontrol seperti selalu sedia payung. Karena kita tidak bisa kontrol kapan dan dimana hujan akan datang.

Begitulah kira-kira keisengan saya malam ini yang sedang baring di ruang tamu sambil menunggu istri menidurkan anak. Saya harus berada di ruang tamu, karena kalau ikut ke kamar, anak saya gak akan tidur-tidur karena dia akan ngajak saya bermain terus.

Tulisan saya masih jelek. Tolong kritik dan sarannya. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun