Mohon tunggu...
pahlawan bertopeng
pahlawan bertopeng Mohon Tunggu... -

pahlawan bertopeng

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Konvoi Mobil Pribadi Dikawal Polisi, Siapa Arogan?

18 Mei 2015   11:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:52 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu kemarin pulang dari Solo setelah mengisi liburan panjang akhir pekan, sekaligus menghindari kemacetan yang sering kali datang pada musim liburan di Yogya. Bukan soal liburan itu yang menarik, tetapi kejadian setelah liburan, tepatnya ketika hendak meluncur pulang ke Yogya, sekitar pukul 11 siang. Saat itu saya bersama istri dan anak-anak tiba di Bundaran Kartosuro ketika terdengar sirine meraung-raung. Saya segera menepikan kendaraan, berprasangka ada ambulan atau rombongan pejabat lewat. Tapi ternyata yang kemudian lewat adalah konvoi mobil Honda Brio, yang sepertinya sedang mengadakan sebuah acara. Setengah dongkol saya menunggu hingga mereka lewat, namun sepertinya konvoi itu begitu panjang, tambah lagi istri juga mulai tidak sabar karena anak-anak segera masuk jam makan, sehingga saya perlahan masuk di sela-sela konvoi itu. Sebuah mobil segera memberikan tanda agar saya memperlambat kendaraan atau menepi, mungkin karena tidak mau konvoi yang rapi itu terganggu. Saya pun memilih untuk mengalah, dan si pengemudi itu menunjukkan jempolnya dari sela jendela.

Konvoi itu segera melaju, dan saya mengikuti dari belakang. Konvoi itu terus melaju, menerabas lampu merah, dengan satu motor polisi yang berjaga di perempatan, sehingga kendaraan dari arah lampu yang hijau tidak berani bergerak. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya kendaraan bisa bergerak juga, meninggalkan antrian panjang yang menumpuk dari beberapa periode lampu hijau yang tertahan. Saya mulai geram, dan menyiapkan kamera, siapa tahu nanti masih bisa mengejar perilaku yang menurut saya tidak seharusnya itu. Akhirnya di pertengahan perjalanan, saya bisa menyusul mereka yang tengah berhenti, mungkin karena ada pos yang harus dilewati. Saya mengabadikannya dalam gambar berikut.


Melanjutkan perjalanan, saya cukup terheran-heran melihat di sepanjang jalan banyak polisi bersiap di perempatan dengan alat komunikasi di tangan, seolah sedang menyambut seorang tamu agung. Saya mengabadikan salah satunya di sini.


14319595741907072029
14319595741907072029

Akhirnya, selepas Kota Klaten, rombongan yang saya tunggu itu tiba, kali ini dengan mobil polisi yang mengawal di depan, seperti tertangkap dalam gambar berikut.



14319595291841499329
14319595291841499329

Dan lagi-lagi, mereka menerobos lampu merah, tak peduli dengan mereka yang menunggu, yang mungkin juga tengah memerlukan waktu untuk mengejar keperluannya.


1431959495859824524
1431959495859824524

Saya yang ikut tertahan bersama kendaraan lain, akhirnya mampu mengejar konvoi itu di dekat Candi Prambanan. Rombongan itu terlihat masuk melewati pintu di sebelah timur, sangat boleh jadi dengan menerabas lampu merah, dan meninggalkan antrian panjang di kaki simpang lainnya, seperti saya dokumentasikan dalam foto berikut.



14319593651713659714
14319593651713659714

Antrian sebelah barat yang biasanya hanya 20-an meter itu, saat itu mungkin hingga 500 meter karena harus menunggu konvoi kendaraan yang teristimewa itu.

Sebenarnya saya rela-rela saja melakukan itu, tetapi apakah itu pantas, mengistimewakan konvoi kendaraan pribadi, yang sangat boleh jadi tujuannya sekedarhave fun, bukan sesuatu yang darurat. Apakah ini yang disebut dengan 'Pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan yang salah satunya konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian NegaraRepublik Indonesia', sesuai UU 22/2009 tentang LLAJ, Pasal 134 huruf g?

Saya kira, rasa dan nurani dengan mudah dapat menjawab, apakah perlakuan khusus tersebut dapat dibenarkan atau tidak. Semoga menjadi masukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun