Mohon tunggu...
Muhammad Zakaria Darlin
Muhammad Zakaria Darlin Mohon Tunggu... -

mahasiswa yang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam-Kristen "Bersatu" di Mesir

11 Maret 2012   12:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perdana menteri Palestina Ismail Haniya, Jum’at (24/2) mengunjungi Masjid Al-Azhar Cairo bersama rombongan para pejabat penting lainnya seperti Gamal Abdussalam pejabat bidang pembebasan Al-Quds, termasuk sejarahwan Mesir Dr.Raghib Sirjani dan seorang Pastur perwakilan persekutuan gereja Koptik. Tidak seperti Jum’at biasanya, kali ini gedung Masjid Al-Azhar dipenuhi sesak oleh jama’ah hingga meluber ke pinggir jalan. Kehadiran mereka disambut ratusan orang di dalam masjid yang telah berkumpul sejak dhuha untuk menyaksikan orasi yang akan disampaikan oleh perdana menteri pilihan rakyat Palestina tersebut.

Dalam orasinya yang disampaikan sekitar satu jam tepat setelah sholat Jum’at selesai, beliau mengingatkan kembali akan sejarah Al-quds dahulu yang pernah ditaklukkan oleh pasukan Mesir yang dipimpin Shalahuddin Al-Ayyubi. Dan memanggil kembali hari ini, seluruh rakyat Mesir untuk kembali mengulang sejarah tersebut bersama-sama membebaskan Al-quds dari penjajahan Zionis Israel. “Mesir adalah gerbang menuju Tahrirul Quds (pembebasan Al-quds) dan Mesir adalah Shanna’u Tarikh (pencetak sejarah). Dari Mesir lah diharapkan kekuatan itu akan hadir untuk membantu saudara sesama muslim di Palestina”, ungkapnya.

Dalam orasi spektakuler tersebut, beliau menyebutkan bahwa keadaan Palestina saa t ini sangat membutuhkan pertolongan, ditinjau dari tiga aspek; politik (siyasiyah); ekonomi (iqtishadiyah) ; dan keamanan (‘askariyah). Beliau juga mengingatkan akan pencapaian terhadap kesatuan Umat Islam adalah hal yang paling penting. Umat Islam di seluruh Negara Arab, Mesir, Saudi, Suriah, Yaman, Sudan, Libya, maupun dimana saja, harus bersatu untuk merebut Al-Quds. Sebagaimana Imam As-Syahid Hassan Al-Banna pernah mengungkapkan bahwa kemenangan umat Islam terhadap Al-quds tidak akan tercapai kecuali dengan tiga poin pencapaian. Pertama, bahwa Umat Islam harus mempunya Iman dan Aqidah yang kuat (Al-Iman wal ‘Aqidah). Kedua adalah kesatuan umat Islam timur maupun barat (wahdatul ummah syarqiyah wal gharbiyah). Dan poin ketiga adalah kesiapan pasukan untuk berperang dan persenjataan ( As-sa’id wa As-Silaah), hingga umat siap untuk mengadakan penaklukan terbesar sepanjang sejarah nantinya.

Ismail Haniya memanggil Umat Islam agar bersatu padu membangkitkan kembali kejayaan Islam dengan membebaskan Al-Quds. Mengembalikan lagi keharmonisan umat beragama Islam, Kristen, dan Yahudi di bawah bendera Islam yang dulu sangatlah dijaga di Palestina, mengembalikan arab ke sana, karena Islam adalah pemilik awal tanah yang dijajah ini.

Setelah itu, Gamal Abdussalam berorasi dengan menyampaikan penderitaan Umat Islam dan Arab yang diakibatkan dari penjajahan kaum Zionis di bumi Palestina. Mulai dari penghancuran masjid, kuburan, perumahan, hingga gereja kaum Kristen pun tak luput dihancurkan oleh Zionis Israel. Seperti Gereja Maryam yang telah diluluh lantakkan oleh mereka. Seorang pastur perwakilan dari persekutuan gereja koptik juga datang dan berpidato di dalam Masjid Al-Azhar sekitar sepuluh menit. Dalam pembukaan orasinya dia memulai dengan kalimat, “bismil ilahil waahid alladzi na’buduh, laa syarika lah” dengan nama Tuhan Yang Satu yang sama-sama kita sembah, tiada Tuhan selain dia. Beberapa muslim terkaget dengan hal tersebut dan mulai menaruh perhatian. Dalam orasinya dia menyebutkan, “ kesatuan Bangsa Arab mesti dibangkitkan kembali. Agar Al-quds bisa kembali direbut oleh Bangsa Arab atas Israel dan langkah ini akan dimulai dari Mesir,” ungkapnya optimis.

1331468155113354428
1331468155113354428

Sebelum akhir, Dr. Raghib Sirjany juga memberikan semangat besar kepada seluruh rakyat Mesir agar segera mengangkat bendera Islam di Palestina seperti  dahulu kala. Bukanlah Iran ataupun Hizbullah, namun Umat Islam sendiri yang mesti turun tangan menaklukkan kembali Al-Quds, dan akan menjadi sejarah baru. Hingga akhir orasi yang disampaikan oleh beberapa pembicara setelahnya, berjalan dengan tertib dan lancar tanpa ada keributan yang berarti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun