Dilihat dari berbagai manfaat di atas, sudah seharusnya Anda membiasakan untuk tersenyum mulai sekarang. Dengan begitu akan ada perubahan dalam diri Anda dan orang di sekitar. Akan tetapi, gunakan senyuman pada saat yang tepat. Kapan kondisi yang tepat untuk tersenyum? Pastinya saat kita bertemu orang yang kita kenal sebagai contoh ketika bertemu dengan guru di jalan maka hendaknya menyapa beliau sembari tersenyum. Jangan malah lari pura-pura tidak tahu ya cuyyy. Ingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan akan berakibat buruk, termasuk tersenyum. Maka berikan senyum yang sewajarnya pada waktu dan situasi yang tepat. Jangan sampai orang berpikiran negatif karena senyuman yang kita berikan berlebihan, tidak wajar, dan tidak tepat. Jangan tersenyum ketika mendengar kabar duka atau musibah karena Anda akan dikira orang yang tidak berperasaan. Tersenyum sendiri tanpa sebab yang jelas juga berbahaya karena bisa saja Anda dianggap orang yang mengidap penyakit kejiwaan sehingga perlu dimasukkan ke RSJ.Â
Kebanyakan orang tersenyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang. Senyum adalah ibadah, menjalankan sesuatu sembari diikuti dengan perasaan bahagia bermanfaat baik untuk hubungan sekitar. Senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia atau lebih. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa kebahagiaan seseorang dimulai dengan senyum. Dengan tersenyum kita telah berusaha untuk menjalani hidup dengan dipenuhi rasa syukur dan bahagia. Dunia selalu terlihat cerah dari balik senyuman. Jadi sudahkan Anda tersenyum hari ini? Oh, atau Anda sudah mempraktikkannya ketika membaca tulisan ini. Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H