Mohon tunggu...
Padre Pio Wisnu Amengku Djati
Padre Pio Wisnu Amengku Djati Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Siswa SMA Kolese Kanisius Jakarta

Siswa yang sedang mencari hobi baru.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perang Bintang Memperebutkan Jawa Tengah

25 November 2024   19:35 Diperbarui: 25 November 2024   19:39 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2024 menjadi sebuah tahun politik yang menarik di Indonesia. Beragam artikel berita mengiringi informasi tentang dinamika politik yang saat ini tengah berjalan sangat dinamis. Tak lain tak bukan hal ini terjadi karena pemilihan yang dijalani serentak di seluruh Indonesia. Pemilihan bisa dibilang menjadi pemilihan terbesar yang pernah dijalani di Indonesia. Tahun ini menjadi pertama kalinya secara bersamaan Indonesia menjalani Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD), dan Pemilihan Gubernur (Pilgub). Pemilihan yang berlangsung secara bersamaan dan cepat membuat transisi pemerintahan dari satu ke lainnya bisa dirasakan. Perubahan kepemimpinan yang kali ini terjadi tidak hanya pada satu bagian saja, tetapi dalam periode yang tidak jauh berbeda pergantian terjadi dari atas hingga ke bawah. Hanya ada jarak waktu 8 bulan antara Pilpres dan Pileg yang terjadi di bulan Februari dengan Pilgub yang segera terjadi di akhir bulan November. Periode yang tidak jauh antara jarak waktu pemilihan membuat partai politik di Indonesia sibuk mempersiapkan pencalonan para kader-kadernya hingga pembentukan koalisi partai untuk mencapai batas threshold yang ditentukan. 

Pencalonan Gubernur

Politik Indonesia kembali dapat terpetakan setelah kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada Pilpres dan PDIP yang kembali menjadi penduduk kursi terbanyak pada Pileg. Prabowo Gibran yang memenangi Pilpres lewat Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Garuda, Gelora, NasDem, PKB, PKS, PPP, Perindo, dan Buruh tergabung menjadi koalisi pemerintahan. Sedangkan PDIP yang memenangkan Pileg saat ini memilih untuk menjadi oposisi terhadap pemerintahan Koalisi KIM Plus. Baik koalisi maupun oposisi saat ini sedang mempersiapkan Pilgub yang dapat dihitung hari. Posisi KIM Plus sebagai koalisi dan PDIP sebagai oposisi dapat dirasakan di berbagai Pilgub yang ada pada wilayah di Indonesia. Contoh seperti pasangan calon gubernur Ridwan Kamil-Suswono yang didukung oleh KIM Plus dengan Pramono-Rano Karno yang berasal dari PDIP. Di Sumatera Utara juga dapat dijumpai pencalonan Bobby Nasution-Surya oleh KIM Plus dan petahana Edy Rahmayadi-Hasan Basri yang disokong oleh PDIP. 

Salah satu pencalonan kepala daerah yang patut disorot ada di Provinsi Jawa Tengah. Sebuah provinsi dengan populasi 37,61 juta masyarakat yang memiliki dua bakal calon gubernur yaitu Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang didukung oleh PDIP yang berhadapan dengan pasangan Kim Plus Ahmad Luthfi-Taj Yasin

Mantan Kapolda Jateng vs Mantan Panglima TNI

Sebelum akhirnya mencalonkan diri, Ahmad Luthfi merupakan Kapolda Jawa Tengah. Dukungan Ahmad Luthfi untuk maju sebagai Gubernur Jawa Tengah sudah muncul sejak akhir 2022. Sosok berpangkat Komisaris Jenderal Polisi ini dikenal dekat dengan masyarakat Jawa Tengah. Saat menjabat sebagai Kapolda, basis pendukung Ahmad Luthfi tampak berkembang pesat di daerah. Hal ini membuat KIM Plus dengan keunggulan jaringan koalisi pemerintahannya saat ini untuk mencalonkan Ahmad Luthfi.  Hal ini yang membuat PDIP perlu mencari lawan yang sebanding melihat Jawa Tengah adalah "Kandang Banteng" atau memiliki basis pendukung PDIP yang amat besar. PDIP menunjuk Andika Perkasa merupakan seorang berpangkat militer, beliau merupakan Panglima TNI yang menjabat dari 2021 hingga 2022. Setelah pensiun sebagai Panglima TNI, pada awal tahun ini Andika diumumkan bergabung dengan anggota partai PDIP, sebuah awal karir baru bagi Andika yang kemudian ditunjuk menjadi lawan dari Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah. Dengan hadirnya Andhika diharapkan adanya kredibilitas militer dan visi nasionalis yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.  Pangkat jenderal yang dimiliki oleh kedua calon ini membuat Pilgub ini disebut sebagai  "Perang Bintang" 

Sebagai sebuah "Perang Bintang," Jawa Tengah dapat dibayangkan menjadi sebuah arena luas yang tengah diperebutkan dua sosok besar. Ahmad Luthfi mewakili stabilitas berdiri dengan pendukung dari berbagai lapisan masyarakat yang terinspirasi oleh ketegasanya selama bertugas di kepolisian. Sedangkan, Andika Perkasa hadir dengan aura seorang panglima, membawa narasi kemajuan lewat pengalamannya memimpin saat di level nasional. Jawa Tengah, bagaikan arena itu yang akan menjadi tempat beradunya dua sosok yang berasal dari dua instansi besar di Indonesia. Masyarakat Jawa Tengah aan menjadi penonton sekaligus juri yang akan menentukan siapa pemenang "Perang Bintang" ini.

Ketegasan Ahmad Luthfi selama menjabat Kapolda Jawa Tengah terlihat jelas dalam kebijakannya yang berhasil menurunkan angka kriminalitas di beberapa daerah. Ia juga dikenal dengan pendekatan langsung kepada masyarakat, memperkuat komunikasi antara aparat kepolisian dan rakyat. Dalam banyak kesempatan, Luthfi terlihat sering mengunjungi daerah-daerah yang rawan konflik atau yang memiliki permasalahan sosial, menunjukkan perhatian dan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, Andika Perkasa, meskipun tidak terlibat langsung dalam urusan sosial di tingkat daerah, dikenal memiliki reputasi internasional sebagai Panglima TNI yang berhasil memimpin berbagai operasi militer dengan efektif. Pencapaian ini memberikan citra dirinya sebagai sosok yang mampu mengelola situasi krisis dan memimpin dalam situasi yang penuh tantangan, kualitas yang tentu sangat dihargai oleh masyarakat yang mencari sosok pemimpin yang tegas dan visioner.

Debat Pilgub Jateng 2024 (Dok : Kompas)
Debat Pilgub Jateng 2024 (Dok : Kompas)

Melihat persaingan antara Ahmad Luthfi dan Andika Perkasa dalam Pilgub Jawa Tengah, saya berpendapat bahwa meskipun keduanya memiliki latar belakang yang luar biasa, tantangan utama bagi mereka adalah bagaimana mereka bisa beradaptasi dengan dinamika politik daerah. Jawa Tengah adalah basis PDIP yang kuat, dan meski Luthfi datang dengan dukungan dari Koalisi KIM Plus, PDIP masih memiliki pengaruh besar di sana. Oleh karena itu, meskipun Andika Perkasa membawa aura militer dan pengalaman nasional, dia harus bisa mengimbangi kedekatan Luthfi dengan rakyat Jawa Tengah dan pengaruh kuat PDIP yang sudah lama memimpin provinsi ini. Pilihan warga akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan kedua calon dalam berkomunikasi dan meyakinkan masyarakat bahwa mereka adalah pilihan terbaik untuk masa depan Jawa Tengah. Dukungan dari tokoh-tokoh nasional seperti Jokowi serta Prabowo yang menyatakan mendukung Ahmad Luthfi serta Megawati yang berupaya menjaga kandang partainya dengan memasang Andika akan semakin membumbui persaingan ini.

Pertarungan Seimbang : Ahmad Luthfi & Andika Perkasa

Pertarungan Pilgub Jawa Tengah ini bisa diibaratkan seperti sebuah pertandingan sepak bola antara dua tim besar dengan strategi yang berbeda. Ahmad Luthfi, dengan pengalaman kepolisian, lebih mirip dengan seorang pelatih yang mengandalkan pertahanan kokoh dan disiplin tinggi, siap untuk menghadapi serangan dari tim lawan dengan taktik yang terorganisir. Sementara itu, Andika Perkasa adalah tipe pemain yang memiliki visi besar dan kemampuan untuk membawa timnya bermain ofensif, bergerak dengan cepat dan agresif untuk mencetak gol kemenangan. Kedua calon ini memiliki pendekatan yang berbeda, tetapi keduanya memiliki kemampuan yang diperlukan untuk meraih kemenangan, dan pertandingan ini akan sangat bergantung pada bagaimana mereka dapat mengelola strategi dan meraih hati para pendukung. 

Jawa Tengah, dengan segala keindahannya yang memukau, menjadi saksi dari persaingan sengit antara dua calon gubernur yang memiliki latar belakang yang sangat berbeda. Dari kota Semarang yang sibuk hingga pegunungan Dieng yang sejuk, masyarakat Jawa Tengah terbentang luas dengan keragaman budaya dan sejarah yang kaya. Di jalanan kota, terlihat spanduk-spanduk besar dengan wajah Andika Perkasa yang kokoh, sementara di pedesaan, senyum masyarakat Jawa Tengah mencerminkan kedekatan mereka dengan sosok Ahmad Luthfi yang tak kenal lelah menyapa setiap warga. Di tengah riuhnya kampanye dan persaingan politik, suasana hangat dan penuh harapan itu tetap hadir, seakan menjadi cermin dari tekad masyarakat untuk memilih pemimpin yang terbaik bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun