Di hari berikutnya, adalah agenda penting perjalanan untuk menghabiskan seluruh pulau. Tak sabar untuk menghabiskan perjalanan pulau ini. Perjalanan dimulai setelah sarapan dengan ayam bawang khas Melayu yang terkenal di TikTok penjual nasi kandar Malaysia itu.Â
Jalanan yang begitu mulus membawa saya menuju pagoda tertinggi di Indonesia yang letaknya tak jauh dari saya singgah. Pagoda Sata-Sahasra yang berada di Vihara Avalokitesvar.Â
Pagoda yang baru diresmikan pada tahun 2023 ini merupakan pagoda yang tertinggi di Indonesia dengan tinggi  46,8 meter. Tak lama di sana, waktu menuntut saya untuk mengejar destinasi selanjutnya.Â
Mengarah ke barat, perjalanan dilanjutkan melewati lima jembatan berbeda dan melintasi Gunung Bintan, sebuah dataran paling tinggi yang ada di pulau tersebut yang pernah dijadikan tempat shooting lagu Laksmana Raja di Laut karya Iyeth Bustami. Tak sampai sejam akhirnya saya tiba di Gurun Pasir Bintan. Sebuah lokasi bekas tambang yang disulap  menjadi gurun pasir seperti yang ada di Timur Tengah.Â
Yang menarik di sekitar gurun ini dapat dijumpai kolam-kolam berwarna air biru terang yang membuat gundukan pasir ini menjadi lebih indah. Beruntung saat berjalan di sana terdapat Festival Gonggong, sebuah festival perayaan tahun baru. Saya pun dapat melihat tarian tradisional Kepulauan Riau dan lagi-lagi UMKM penjual siput gonggong yang menghiasi tenda bazar.Â
Keramaian kembali tampak saat memasuki tempat ini. Tampaknya parawisata dan UMKM baru saja tertampar dengan adanya COVID-19 2 tahun yang lalu membuat mereka kembali semangat untuk berjualan.Â
Dengan adanya Festival Gonggong diharapkan UMKM dapat kembali pulih karena di Bintan sektor parawisata merupakan salah satu sektor yang penting. Hal ini juga didukung dengan kondisi geografis Pulau Bintan yang begitu strategis dan berpotensi untuk menarik sejumlah Warga Negara Asing (WNA) seperti Singapura atau Malaysia untuk mengunjungi wilayah tersebut.
Kembali ke dalam perjalanan, kini tiba saatnya mencapai ke ujung pulau. Melewati Tanjung Uban, kota kedua terbesar di Bintan setelah Tanjung Pinang. Tampaknya memang seperti kota tua, tetapi kota ini menjadi jalur distribusi penting penyeberangan menuju Batam yang sudah tampak mata di seberang.Â
Sebentar singgah di Vihara Dharma Shanti melihat patung Buddha tidur kemudian melanjutkan perjalanan melewati pesisir pantai barat sebelum akhirnya sampai di tempat yang dijuluki sebagai tempatnya orang Singapura healing.Â
Lagoi, sebuah lokasi yang dikelola swasta yang menjadi wisata utama di Kepulauan Riau. Dengan mata pun, saya bisa menatap Pulau Singapura bersamaan dengan deru mesin kapal penyeberangan dari Lagoi menuju negara tetangga itu yang terus mengarungi selat tiap harinya.Â