Mohon tunggu...
Padmasari
Padmasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ajaran Dasar Agama Hindu Panca Sradha

16 Mei 2023   07:08 Diperbarui: 16 Mei 2023   07:37 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajaran dasar agama hindu adalah ajaran Panca Sradha. Panca Sradha secara etimologi terdiri dari kata Panca dan Sradha, Panca adalah lima dan Sradha adalah keyakinan atau kepercayaan. Lima dasar kepercayaan itu adalah percaya adanya Brahman, Atma, Karma Phala, Punarbhawa, dan Moksa. 

Agama Hindu memiliki dasar keyakinan yang disebut dengan Panca Sradha. Dimana Panca artinya lima dan Sradha berarti kepercayaan. Jadi dapat kita simpulkan bahwa Panca Sradha artinya lima dasar keyakinan umat beraga hindu. Kemudian bagian dari Panca Sradha itu yang Pertama, yaitu Brahman.

1. Brahman

Brahman artinya umat Hindu percaya bahwa hanya ada satu Tuhan, sebagaimana telah tertuliskan dalam Chandogya Upanisad IV.2.1 yaitu "Ekam Eva Avityam Brahman" yang artinya  "Tuhan itu hanya satu tidak ada yang kedua. Kemudian dalam Yajur Veda XVII.27 juga tertuliskan "Yo Devanam Namadha Eka Eva" yang artinya "Ia adalah satu dan Dia disebut dengan banyak nama". Masih banyak lagi tulisan -- tulisan dan doa -- doa yang menyebutkan dengan jelas bahwa umat Hindu percaya akan adanya satu Tuhan.

2. Atma

Atma merupakan jiwa atau roh yang terdapat dalam tubuh kasar semua makhluk hidup. Atman adalah percikan api kehidupan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua makhluk hidup sesungguhnya berasal dari percikan kehidupan itu yang berasal dari Sang Pencipta. Atman sesungguhnya bersifat kekal dan sama sehingga dalam proses kehidupan, dikenal dengan yang namanya Reinkarnasi. Di mana reinkarnasi sesungguhnya kehidupan kembali dengan Atman yang sama dengan kehidupan sebelumnya.

3. karmaphala

Karma Pala, terdiri dari Karma dan Pala, Karma merupakan perbuatan, dan Pala adalah hasil. Jika disatukan menjadi hasil yang akan kita peroleh atas apa yang telah kita perbuat. Dalam hidup ini kita tentunya saat melakukan sesuatu disertai dengan tujuan atau hasil yang akan dicapai. Kedua hal itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Saat kita tidur tujuannya adalah untuk mengistirahatkan tubuh, kita makan untuk merasa kenyang, kita berjalan untuk berpindah ke posisi yang lainnya. Setiap saat kita melakukan apa yang namanya Karma Pala. Ada banyak sekali sebab akibat yang kita lakukan dan terima dalam hidup ini. Jika kita melakukan sesuatu dengan positif dan niat yang baik pasti hal baik juga yang akan menghampiri kita, jika melakukan sesuatu dengan tujuan yang buruk, hasil buruk pun akan kita terima. Ada tiga jenis Karma Pala , yaitu Prarabda Karma Pala, Kriyamana Karma Pala, dan Sancita Karma Pala. Prarabda Karma Pala adalah segala perbuatan yang telah kita lakukan baik perbuatan baik maupun buruk, baik kepada diri sendiri atau bukan akan kita terima pada saat itu juga. Sehingga jarak antara melakukan dan hasil dari perlakuan kita tidak dalam waktu yang lama. Berikutnya Kriyamana Karma Pala merupakan segala perbuatan yang telah kita lakukan dalam kehidupan ini akan kita terima hasilnya pada saat setelah kita meninggal. Hasil dari perbuatan selama kita hidup memang tidak semuanya kita terima semasa hidup juga. Kemudian Sancita Karma Pala adalah semua perbuatan yang telah kita lakukan, hasilnya akan kita terima suatu saat nanti pada saat Reinkarnasi, yaitu saat kita terlahir Kembali untuk menjalankan kehidupan lainnya dan untuk menerima hasil Karma atas perbuatan kita di kehidupan sebelumnya. Umat Hindu percaya, Ketika makhluk hidup terlahir di dunia atau di alam semesta ini, mereka sebenarnya sedang menerima apa yang telah diperbuat di kehidupan sebelumnya. Tak terlepas apakah itu hewan, tumbuhan, manusia, dan makhluk lainnya mereka semua tidak bisa terlepas dari hukum Karma Pala ini.

4. Punarbawa 

Punarbawa adalah keyakinan bahwa semua makhluk hidup akan mengalami reinkarnasi. Seperti telah disinggung di penjelasan sebelumnya, Reinkarnasi disebabkan karena hasil perbuatan makhluk hidup itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat ia menjalani hidup maupun apa yang ialakukan pada saat ia menjalani kehidupan sebelumnya. Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan makhluk hidup menentukan nasib yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah Reinkarnasi).

5. Moksa

Moksa merupakan tujuan terakhir dalam kehidupan di Agama Hindu. Hal tersebut karena dengan Moksa, makhluk hidup tidak lagi harus menerima Hukum Karma atau Reinkarnasi, karena Atman nya telah menjadi satu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Jiwa yang mengalami Moksa tidak lagi mengalami ikatan nafsu dan keduniawian yang bersifat maya atau palsu. Jiwanya telah sepenuhnya terbebas dari rasa suka dan duka yang berasal dari keduniawian. Mereka yang telah mencapai Moksa jiwanya telah mengalami kebahagiaan dan ketenangan yang kekal dan sesungguhnya.

Tattwa, Susila, dan Upacara adalah tiga kerangka dasar ajaran Hindu. Tiga hal ini merupakan satu kesatuan yang bulat dan saling mengisi. Ketiganya harus dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama Hindu yang disebut Jagadhita dan Moksa. 

Berikut penjelasan dari tiga kerangka dasar ajaran agama hindu sebagai berikut ;

1. Tattwa

Tattwa memiliki dimensi lain yang tidak didapatkan dalam filsafat, yaitu berupa keyakinan. Filsafat merupakan pergumulan pemikiran yang tidak pernah final. Sedangkan Tattwa berdasarkan ajaran Hindu adalah pemikiran filsafat yang akhirnya harus diyakini kebenarannya. Oleh sebab itu dalam terminologi Hindu, kata Tattwa tidak dapat didefinisikan sebagai filsafat, tetapi lebih tepat didefinisikan sebagai dasar keyakinan Agama Hindu.

Sebagai dasar keyakinan Hindu, Tattwa mencakup lima hal yang disebut Panca Sradha (Widhi Tattwa atau Brahman, Atma Tattwa, Karmaphala Tattwa, Punarbhawa Tattwa atau Reinkarnasi dan Moksa Tattwa).

Keyakinan tentang Brahman yaitu yakin dengan adanya Tuhan yang maha pencipta, maha pemelihara dan pemrelina. Hindu berkeyakinan pada Monoteisme dan bukan politeisme sebagaimana dugaan sejumlah pihak.

Kami menyebut Ekam Evam Sadviprah Bahuda Wadhanti yang artinya hanya ada satu Tuhan, hanya orang Bijaksana menyebut dengan banyak nama. Memang ada keyakinan adanya manifestasi Tuhan yang disebut Tri Murti, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa, namun ketiga Dewa tersebut adalah merupakan manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan fungsi dan perannya.

2. susila

Susila atau etika. Susila berasal dari kata "su" dan "sila". Su berarti baik, dan sila berarti dasar, perilaku atau tindakan. Secara umum susila diartikan sama dengan kata "etika". Definisi ini kurang lebih tepat, karena susila bukan hanya berbicara mengenai ajaran moral atau cara berperilaku yang baik, tetapi juga berbicara mengenai landasan filosofis yang mendasari suatu perbuatan baik harus dilakukan.

Bandingkan dengan kata "etika" yang berarti filsafat moral. Sebaliknya, kata "moral" berarti ajaran tentang tingkah laku yang baik.

Hindu memiliki tatanan prinsip Tri Kaya Parisudha, yaitu: manahcika (berfikir yang baik dan mulia), Wacika (berkata yang baik dan benar), dan Kayika (berbuat yang baik dan benar). Jadi, perilaku baik dan moral yang baik harus dilakukan manusia dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kami juga memiliki motto "Vasudewa Kuthumbhakam" yang artinya semua kita bersaudara dan Tat Twam Asi yang artinya kau adalah aku dan aku adalah engkau. Jadi konsep bersaudara, toleransi, dan kerukunan telah menjadi darah daging bagi umat Hindu.

3. Upacara

Upacara atau acara yaitu yang selalu diiikuti dengan Sesaji atau banten adalah merupakan upacara dalam bentuk Yadnya atau persembahan suci berupa hasil bumi. Ini merupakan sebuah persembahan yang dilakukan dengan lascarya atau tulus ikhlas, sebagai ungkapan bersyukur, rasa terima kasih dan bhakti kepada Maha Pencipta dunia beserta isinya.

Upacara/Acara memiliki pengertian: (a) Kelakuan, tindak-tanduk, atau kelakuan baik dalam pelaksanaan agama Hindu; (b) adat istiadat atau suatu praktik dalam pelaksanaan agama Hindu; dan (c) peraturan yang telah mantap dalam pelaksanaan Agama Hindu berdasarkan berbagai purana dan kitab suci Weda.

Persembahan suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu. Ada lima Yadnya atau persembahan suci yang wajib dilakukan yaitu Dewa Yadnya (persembahan suci kepada Tuhan), Pitra Yadnya (kepada Leluhur), Bhuta Yadnya (persembahan suci kepada waktu/bhutakala/alam), Rsi Yadnya (kepada para Rohaniwan) dan Manusa Yadnya (kepada manusia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun