Perkembangan di Dunia
Ada tiga catatan yang patut dibuka untuk melihat perkembangan eBook di dunia, tidak hanya rintisan awal tetapi sejumlah keberhasilan yang telah dilakukan pada tiga tempat berikut ini: Project Gutenberg, merupakan layanan buku digital terbesar dan tertua yang mendukung free eBook. Hingga saat ini terdapat lebih dari 25.000 buku digital yang dengan mudah ditemukan dalam katalog onlinenya. Lalu arXiV yang terdapat di Universitas Cornell. Fasilitas ini memberikan akses secara terbuka terhadap 368.128 referensi elektronik dalam bidang fisika, matematika, sains komputer dan biologi kuantitatif. Hal ini didasarkan pada niat sejumlah ilmuwan yang peduli dengan penyebaran ilmu pengetahuan untuk masyarakat umum secara bebas.
Dahulu para ilmuwan tersebut menyajikan karyanya dalam jurnal elektronik bergensi dan berbayar, namun kini telah digratiskan begitu juga dengan buku-buku hasil terbitan para ilmuwan tersebut. Kemudian adanya proyek sejuta buku atau yang dikenal dengan The Million Book Project. Proyek ini dikembangkan oleh Universal Library, yang merupakan sebuah perpustaaan digital dengan dipelopori oleh Universitas Carnegie Mellon di Amerika Serikat, universitas Zhejiang di China, Institut Sains di India, dan perpustakaan Alexandria di Mesir. Proyek ini memuat referensi dalam 16 bahasa dan koleksi bukunya sudah ada sejak terbitan abad 16.
Hingga saat ini industri buku elektronik di seluruh penjuru dunia belumlah semapan buku konvensional walaupun penjualan eBook di Amerika Serikat menunjukkan keunggulan di bandingkan buku cetak. Tren positif ini ternyata mampu membawa jaringan penerbit dan penyedia jasa buku elektronik yang dulunya seringkali kurang responsif terhadap pembeli kini mulai menunjukkan keseriusannya.
(http://www.buku-e.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1321295564&&1)
Di Indonesia sendiri, perkembangan buku digital sudah dimulai sejak awal tahun 2000an. Perkembanganya sudah dapat dilihat dengan banyanya penerbit Indonesia yang mulai menjalankan bisnis buku digital ini. Semakin banyak masyarakat yang mulai berpikir bahwa buku digital ini lebih simple karena tidak perlu memenuhi ruangan. Namun beberapa orang juga masih menyukai buku fisik karena lebih enak dibaca dan mata tidak letih. Semua opini diatas tergantung masing-masing orang memiliki kebiasaan yaa. Masuk awal tahun 2013, sebuh penerbit ternama di Indonesia mulai mengembangkan bisnis digitalnya yang diberi nama Gramediana. Walau perkembangan buku digital ini belum dapat disamakan dengan yang di luar negeri, namun Indonesia sudah mulai merasakan perubahan digital ini dari segi buku :) nice one.
yuk coba dilihat koleksi buku digital www.gramediana.com :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H