Mohon tunggu...
Saprudin Padlil Syah
Saprudin Padlil Syah Mohon Tunggu... profesional -

Visit me on padlilsyah.wordpress.com I www.facebook.com/Padlil I\r\n@PadlilSyah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alasan Angel Lelga Layak Jadi Aleg

16 Februari 2014   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pertanyaan kenapa banyak partai yang menjadikan artis-artis calon anggota legislative dari partainya. Bukan tentang artisnya, tapi umumnya kualitas keilmuan dalam politik sangat rendah. Salah satu buktinya bagaimana Angel Lelga yang gelagapan menerima pertanyaan dari Najwa Shihab. Bukan gelagapan, tapi “jaka sembug bawa golok”.

Kalau mencermati perpolitikan di Indonesia maka sebetulnya kita tidak perlu heran. Bahkan tidak perlu ada pertanyaan di atas. Dalam perpolitikan di Indonesia, keilmuan dan kecerdasan aleg-aleg itu tidaklah penting. Mereka semua pemikiran-pemikiran sudah dikebiri oleh partainya. Mereka tidak bisa berpikir kreatif apalagi mandiri. Semoga anggota legislative akan dan selalu patuh kepada kehendak partainya. Saat partainya berpesan untuk sepakat dengan pemerintah tidak ada satu anggota legislative yang berani berbeda. Ketika partainya menolak kebijakan pemerintah, semua kader yang menjadi anggota legislative mempunyai suara sama.

Jadi kalau melihat fakta seperti ini. Apa bedanya anggota legislative yang tidak berpendidikan dengan anggota legislative yang sekolahnya tinggi? Bahkan semua andai semua aleg itu idiot akan sama hasilnya dengan aleg-aleg yang berpendidikan. Mereka hanyalah budak dari partai-partai yang mereka diami. Mereka tidak lebih dari robot partai-partai mereka.

Tawaran

Ada saatnya Indonesia merumuskan undang-undang yang berdasakan ilmu pengetahuan. Sudah tidak jamannya suara terbanyak menjadi penentu undang-undang. Bukankah kebenaran tidak ditentukan oleh banyak orang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun