Puluhan tombak dari pondok, beberapa pasang mata mengamati pertarungan.
“Tak salah lagi, dia gadis yang kita cari. Apalagi dia menguasai jurus Indradhanu Maharup Kaaya,” terdengar suara bening seorang perempuan.
“Dan dia cantik. Tubuhnya sintal…”
“Huss. Kau jangan main-main. Perintah untuk kita sangat jelas. Gadis itu harus diringkus hidup-hidup. Kau jangan melakukan perbuatan yang bisa mengacaukan rencana…”
“Ketua Muda memang cerdik, dengan menyuruh Iblis Sapta Kupatwa menyerang terlebih dahulu…”
“Benar. Iblis Sapta Kupatwa membantu kita memastikan identitas gadis itu. Juga memudahkan, karena kini aku tahu bagaimana menghadapi Indradhanu Maharup Kaaya…”
“Jadi kita serang sekarang?”
“Iya. Kau habisi pemuda di pondok itu. Kami berdua menangkap gadis itu.”
“Ayo…”
Dalam keremangan malam, tiga bayangan melayang ringan. Berbeda dengan Iblis Sapta Kupatwa, tiga bayangan ini sama sekali tidak melakukan kesalahan.
(bersambung)