Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah di Wilwatikta Eps 57: Getah Beracun

13 April 2014   18:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:43 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1397362777704974480

Tangan Mohiyang berkelebat. Terdengar suara berderak.

Kiran melirik sedikit ke arah suara. Suara derak itu berasal dari ranting yang patah di sebuah pohon yang terletak sekitar dua belas tombak dari tempat Kiran berdiri. Bunga- bunga kuning bergelantungan di pohon.

Kiran tahu, pohon itu beracun. Getahnya jika terkena kulit akan menyebabkan kulit melepuh.

Mohiyang menggunakan ajian Manengkar Ludira, Menyebar Getah.

Ranting patah berderak. Bunga- bunga telepas dari ranting yang patah itu. Begitu juga daun- daun. Getah mengucur deras dari patahan ranting, pangkal bunga dan daun. Tapi, getah itu tak jatuh ke tanah. Getah itu terpercik jauh dan menuju ke satu arah: Kiran.

Kiran bergerak ringan. Selendangnya melambai, seakan menghalau getah yang bergerak ke arahnya. Getah itu bergerak melambat.

Mohiyang Kalakuthana, tentu tak membiarkan itu terjadi. Tangannya bergerak lagi, membuat getah berlari cepat.

Kiran mencabut sebuah benda dari pinggangnya.

Kipas berwarna pelangi.

Dikibaskannya kipas tersebut. Dia menggunakan ajian Vyajana Paramastri ( Kipas Para Bidadari ). Dengan gerakan ringan, dikibaskannya kipas tersebut. Kini, getah itu berlari berubah arah. Tidak menuju Kiran, tapi menuju Mohiyang Kalakuthana.

Si Ratu Racun sigap menghalau. Dengan sekali kibasan tangan, getah itu berputar arah, kembali menempel pada ranting, bunga- bunga kuning dan dedaunan darimana getah itu tadi berasal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun