Racun Suksma Halayang memiliki kekuatan yang berbeda- beda. Tergantung pada si pembuatnya, hendak dibuat sekuat apa racun itu. Ada racun yang lambat bekerja, ada yang cepat bekerja. Itu akan berpengaruh pada sepanjang apa pendekar yang terkena racun akan harus berlaga.
Rakyan Wanengpati rupanya tak berniat memberikan waktu banyak pada Mohiyang Kalakuthana. Ketika memberinya racun di dalam hutan, diberikannya batas waktu yang pendek untuk mengeluarkan seluruh racun dengan cara berlaga.
Setengah hari saja.
Mohiyang dan Kiran sudah berlaga kurang lebih setengah hari sejak menjelang Sang Surya terbenam kemarin hingga saat ini ketika Sang Surya terbit kembali. Dan racun itu belum seluruhnya keluar dari tubuh Mohiyang. Itu sebabnya dia kembali merasakan nyeri pada tubuhnya. Jika belum seluruhnya keluar pada batas waktu yang ditentukan, tak ada pilihan, dia akan harus berbaring beristirahat. Jika dia terus berlaga, racun itu akan menguat dan merusak tubuh dan jiwanya.
Ini batas waktunya. Mohiyang menyadari hal itu.
Dia juga menyadari, tak ada pilihan lain. Dia harus menyerah kalah pada Kiran.
" Bantu aku berdiri, cah ayu, " katanya pada Kiran.
Kiran mengulurkan tangan.
Mohiyang menyambutnya. Tubuhnya masih agak limbung, tapi dia berusaha berdiri.
" Aku menyerah padamu, " kata Mohiyang pada Kiran.
Kiran menahan nafas. Diam tak berkata- kata.