Kiran menunduk, menghindar, lalu berputar.
Sekilas ketika dia berputar, terlihat cahaya berwarna pelangi berpendaran.
[caption id="attachment_386265" align="aligncenter" width="514" caption="Gambar: webneel.com"]
Di batas langit, Sang Surya bergerak naik. Walau begitu, cahayanya masih samar. Pepohonan dan tumbuhan di dalam hutan masih belum terlihat jelas.
Mohiyang menebarkan pandangan. Dia mengenal hutan ini. Walau tanpa cahaya, dia hafal dimana adanya beberapa tumbuhan yang bisa dimanfaatkan.
Ditemukannya apa yang dicari.
Mohiyang melompat tinggi. Lewat di atas kepala Kiran, dan mendarat di belakangnya.
Kiran berbalik.
Dengan segera dia memahami, mengapa Mohiyang ada di tempatnya berdiri saat itu.
Ada banyak pohon patah tulang di situ.
Pohon berbentuk perdu yang tumbuh tegak, bercabang banyak dan bergetah seperti susu yang beracun. Beragam bagian dari pohon ini dapat digunakan untuk berbagai jenis obat. Batang atau kulitnya dapat digunakan untuk menyembuhkan patah tulang, juga penyakit kulit. Akarnya, biasa digunakan untuk menangkal bisa ular. Daunnya bisa meluruhkan air seni. Sementara itu, getahnya dapat mengeluarkan duri dan digunakan untuk berbagai pengobatan lain. Tapi Kiran juga tahu, getah pohon ini berbahaya jika terkena mata. Bisa menyebabkan kebutaan.