Ratna seorang tuna rungu
Di gubuk tuanya
Menusuk-nusuk matanya
Mencabik bibirnya
Meranjau pintunya
Dari dunia yang enggan lagi duduk bercengkrama padanya
Kehidupan memang rentetan tragedi
Yang manusia dipaksa bertahan didalamnya
Apa bisanya ia?
Seorang perempuan tua
Yang tampaknya telah gila
Menghitung rambut putihnya
Dan lupa menyapunya
Sampai angin membabi buta
Hempas atap gubuknya
Tinggallah ia sendiri dalam kelananya
Orang-orang entah kemana
Atau mereka sedang meyakinkan diri untuk lupa
Namun malah tersenyum
Menggumam kesyukuran
Atas hanya gubuknya yang rubuh
Bukan rasa sebagai manusia dan jiwa yang menyala
Ambruk terkubur oleh ego-ego hura-hura
*****
Makassar. 07/04/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H