Tak lagi padu
Antara akal dan nalarnya
Antara jerit dan lukanya
Runtuh, kering, di bahu kirinya
Nisbi semua logika
Hari ini suram muram hakikat penciptaan
Lomba mendahului saling manafikan
Seorang pemabuk hanya tetap meneguk tuaknya
Sambil menertawai flat-flat mobil
Perhiasan-perhiasan janda
Lampu-lampu rumah mewah
Kota ini telah mati; katanya.
Apakah benar dunia ini telah sebagaimana mestinya? tanyanya.
Cibirlah aku sekuat umurmu menyembah drama-dramamu
Yang sama sekali tak lucu bagiku
Kalau kau tak kuat
Temanilah aku
Mabuk dengan tuak-tuak ini
Mungkin kau akan mengerti
Bahwa yang paling memabukkan adalah egoisme-egoisme kita sendiri
Tentang dunia yang seakan ingin kita punyai
*****
Makassar. 07/04/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H