Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Seorang Pemabuk di Kota Mati

7 April 2021   07:59 Diperbarui: 7 April 2021   08:07 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lagi padu
Antara akal dan nalarnya
Antara jerit dan lukanya
Runtuh, kering, di bahu kirinya

Nisbi semua logika
Hari ini suram muram hakikat penciptaan
Lomba mendahului saling manafikan

Seorang pemabuk hanya tetap meneguk tuaknya
Sambil menertawai flat-flat mobil
Perhiasan-perhiasan janda
Lampu-lampu rumah mewah

Kota ini telah mati; katanya.

Apakah benar dunia ini telah sebagaimana mestinya? tanyanya.

Cibirlah aku sekuat umurmu menyembah drama-dramamu
Yang sama sekali tak lucu bagiku

Kalau kau tak kuat
Temanilah aku
Mabuk dengan tuak-tuak ini

Mungkin kau akan mengerti
Bahwa yang paling memabukkan adalah egoisme-egoisme kita sendiri
Tentang dunia yang seakan ingin kita punyai

*****
Makassar. 07/04/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun