Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengajar adalah Merdeka dan untuk Memerdekakan

13 Oktober 2020   22:50 Diperbarui: 13 Oktober 2020   23:11 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: dokpri/SahyulPahmi

Tak banyak yang tahu bahwa mengajar adalah menjadi merdeka dan untuk memerdekakan, alasan prinspilnya bahwa seorang guru sebenarnya dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa haruslah bebas dari keterikatan apapun, agar ilmu pengetahuan yang sampai kepada siswanya itu juga punya kebebasan, yang pada akhirnya siswa akan melakukan kreativitas dan inovasi yang tiada batas.

Hal tersebutlah saya pegangi selama ini sebagai pendidik, jadi saya bebas mengajarkan apapun kepada peserta didik saya, bahkan saya tidak terlalu mengikuti syarat-syarat administratif yang tentunya akan membelenggu cara berpikir saya dalam mengajar.

Sekolah atau tepanya pondok pesantren dan madrasah yang saya tempati itu bisa dibilang banyak, namun tak satupun saya mau mencantumkan di dalam struktur pengajarnya, karena saya ingin merdeka dan untuk memerdekakan.

Saya memang tak ingin mendapat honorium apapun dalam proses saya mengajar para santri, jelasnya saya menjadi relawan pendidikan di pondok pesantren dan madrasah yang berada di akar rumput.

Walau secara rihlah intelektual, saya sedang menempuh semester akhir program pascasarjana (S2), bukan saya apatis terhadap berbagai jabatan-jabatan pendidikan serta istilah yang ada di dalamnya, akan tetapi saya tak ingin sebagian hidup saya, saya habiskan hanya untuk duduk di kursi cantik dan bangunan megah sebuah kantor lembaga pendidikan, sebagaimana para akademisi lainnya.

Sebab bagi saya, para ilmuan dan akdemisi di era sekarang harus "turun gunung" untuk langsung terjun mengembangkan lembaga pendidikan, bukan sebatas argumentasi (yang katanya ilmiah), atau wacana-wacana yang tertulis dengan rapihnya di laporan administratif maupun di jurnal-jurnal penelitian.

Sedangkan di akar rumput, para santri atau siswa butuh sentuh jari kita, butuh sentuh langsung semangat kita, butuh sentuh rasa optimis kita, untuk selalu berkhidmat pada ilmu pengetahuan dan kebenaran.

Salah satu pondok pesantren yang santrinya saya ajar adalah Pondok Pesantren Al-Mubarak Makassar, di pondok pesantren ini santri kelas 1 Aliyah sudah bisa membuat aplikasi anroid dan santri tsanawiyahnya itu sudah saya ajarkan cara kerja Artificial Intelegence.

Itulah yang menjadi pengabdian saya di dunia pendidikan di negeri ini, selaku CEO dan Founder Padweb Corp, yang selama ini memang fokus meneliti harmonisasi web teknologi dengan Pendidikan Islam.

Semua hal tersebut tercipta karena bagi saya mengajar adalah merdeka dan untuk memerdekakan..

... dari bahayanya pradaban yang berisi kebodohan.

SahyulPahmi

*tulisan ini telah dipublikasikan sebelumnya di blog pribadi saya, sahyulpahmi.blog

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun