Jadi pertanyaannya, saat kita nikmati masa-masa kita saat membuang air besar adalah bisa termasuk sebagai sebuah meditasi?
Yah tentu. Tapi asal jangan BAB yang sembelit, yang rasa-rasanya semakin kita paksakan semakin anu juga--semakin membutuhkan energi ekstra. Haha.
Kontemplasi-kontemplasi tersebut bisa termasuk bagian dari meditasi, yang durasi BAB kita anggaplah rata-rata 5-10 menit (tergantung bagaimana kita mau lama menikmati "sensasinya"). Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tim peneliti di Universitas Waterloo, Kanada, mendapatkan jika secara konsisten bermeditasi 10 menit saja, hasilnya akan sangat signifikan.
"Tidakkah akan menarik melihat pengaruhnya jika meditasi diterapkan dan dilatih pada populasi yang sekarang ini kerap dilanda kecemasan. Sepuluh menit untuk mendapatkan fungsi kognitif yang lebih baik," ungkap peneliti Mengran Xu (dilansir dari cnnindonesia.com).
Dari penelitian tersebut jelas bahwa meditasi dalam hal ini kontemplasi yang kita tak sadari ketika BAB yang dilakukan selama 10 menit dalam sehari dapat meningkatkan tingkat kognitif yang pada ujungnya akan meningkatkan konsentrasi kita dalam seharian, yang dampaknya secara umum dapat mempangaruhi produktivitas kita dalam menjalani aktivitas-aktivitas sehari-hari.
Betapa ternyata kontemplasi yang kita laksanakan dalam wujudnya yang jorok (buang air besar) dalam anggapan kita, adalah manifestasi yang tak disadari telah berbuat banyak bagi alasan kita untuk tetap ada dalam hidup ini.
Jadi mari bersepat berjemaah bahwa banyak kontemplasi hidup yang kita temukan saat BAB, kalo nda mauki' sepakat, sayamo saja palee (kalau tidak mau sepakat, saya saja). Hehehe
Selamat berbahagia dan tersenyumlah selalu, Mysweetie~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H