Tuhan,
Benarlah bagi orang yang buta
Dunia hanyalah kesan yang terlihat mata
Tanpa kusadari, aku kehilangan nyawa
Bayang-bayang semu dunia
Segala perhiasannya
Kerlap-kerlipnya
Jatuh di penghujung usia
Semua nampak dalam kesemuan belaka
Dalam sebutan-sebutan semata
Yang diberi berbagai warna ;
Akan sirna
Menumpukkan khayalan derita
Kala tak dapat sekadar mencecapnya
Dan waktu sia-sia
Tunggulah, puing-puing dan bara
*****
Makassar. 25 - Desember -- 2018
_______
- Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H