Saudarku, kita dilahirkan di rahim yang sama
Namun bolehkah aku bertanya:
Apa guna aku bernafas?
Jika nafasku hanya bergantung pada udara
Apa guna aku bernafas?
Jika nafasku hanya untuk hidup dan menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di jendela rumah kita
Sore hari tadi
Aku mengililingi pantai yang berpasir putih
Aku rasakan nafasku berhembus
Seiring deburan ombak yang menerjang bibir pantai
Jadi apa gunanya aku bernafas saudara?
Selepas mahgrib aku mengunjungi warung samping rumah kita
Kudengar orang-orang tertawa, bercanda di depan porsi makanan yang telah mereka pesan
Aku rasakan nafasku berhembus
Bersamaan lahapnya orang-orang memakan makanannya
Jadi apa gunanya aku bernafas saudara?
Di pagi yang sebentar akan tiba
Aku pun akan menikmati hangatnya
Kurasakan nafasku berhembus
Sejalan dengan kuseduhnya segelas kopi di teras rumah
Aku telah menikmati hembusan nafasku saudara
Dan kau hanya bilang :
"Tambah segelas lagi kopi itu dan kita nikmati bersama, sebab esok hari bisa jadi mendung."
Makassar. 07 September 2018.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI