Waktu telah menghempaskanku
Ke padang tersembunyi
Yang tak seorang tahu itu
Kata tetangga-tetanggaku. Aku telah tiada
Beriring doa dan kecupan manis di sehelai bajuku yang kutinggalkan di rumah
Andai aku sejenius orang-orang
Yang dapat membuat alat transportasi super canggih
kan kubuat kendaraan yang dapat mengantarkanku
Ke kampung halaman. Namun tidak--aku orang bodoh--yang dihempaskan waktu
Tak ada yang tahu bila aku sakit
Tak ada yang tahu bila aku menangis
Tak ada yang tahu bila aku tersenyum
Tak ada yang tahu bila aku merindu
. Sungguh aku menghabiskan waktu yang sia-sia
Yang tak seorang pun tahu
Kuberitahu ranting kering yang jatuh
Di sela-sela tanah yang berkemarau sepanjang tahun
Aku berada di rantingnya
Tepat di ujung rantingnya
Membunyikan seruling kepada suara semesta
Bunyi serulingku ingin terdengar lebih darinya
Makassar. 6 September 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H