Tegakkan bahu
Agar orang-orang melihat engkau adalah perwira tanpa layu
cengkeramkan jemari kaki
Agar tahan berlari
Hentikan keluh
Buang saja kursi yang penuh debu
Siapkan kedua telapak tanganmu
Mengusap air mata di kening dan dadamu
Lihatlah jam dinding
Sudah menunjukkan jam tujuh
Eratkan tali sepatu
Karena cara jalanmu kali ini
Akan lebih cepat dari biasanya
Tempatnya sudah ada di depan matamu
Di bawah bintang dan di dalam hitamnya malam
Namun tahukah kau, gadis-gadis cantik menari dan menyanyikan puisi untukmu
Bekas-bekas reruntuhan
Pastilah mendatangimu
Mempertanyakan seribu kegelisahannya
Sampai kau lelah dibuatnya
Puing-puing tajam semakin memanggil teman-temannya
Dan kau hanya bisa disibukkan oleh itu semua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H