Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teruntuk Ramadan

12 Juni 2017   13:56 Diperbarui: 12 Juni 2017   14:08 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teruntuk Ramadan
Bulan 1001 bintang
Tak aku perlakukan
Andai doa telah dilepaskan
Kamu dan aku
Berkata diam
Di meja makan
Ketika umurku yang baru kujalankan

Masih bisakah terjadi
Zaman yang berulang
Menjawab suara adzan
Dengan kolak dan cendol
Sebagai hadiah dari lapar dan dahaga
Jiwa dan raga
Di gubuk kecil yang telah lama kita anggap istana
Karena adanya Ibu, Ayah, dan Adik-adikku tercinta

Masih bisakah terjadi
Hamba yang lemah ini
Mengisi sepertiga malam
Dengan cerita pagi tadi
Bersamaan duduk menyepi
Menanti gong berbunyi
Tanda menahan harus segera dilalui

Teruntukmu Ramadan
Di kepalaku tanda tanya melayang-layang
Tentang pertanyaan
Yang takkan bisa kujawab
Soal jarum jam
Entah angka berapa yang ia akan tunjukkan

Namun, di detik waktuku berdiri ini
Jangan lagi pedulikan
Yang tak merinduimu
Karena ada aku
Raih bahuku
Raba bibirku
Sampai waktu bosan padaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun