Entah apa nama jalannya
Jelasnya di sana
Di ujung jalannya
Ada tetes hujan yang sendirian
Yang menunggu payung tuk diteduhkan
Tetesnya hujan itu
Tak tahu di mana ia memberitahu
Karena apa yang membuatnya menunggu
Di ujung jalan berbatu
Berliku-liku-berpusat satu
Cobalah temui ia di sana
Ia tak mau makan
Ia tak mau lagi minum
Ia hanya ingin menunggu
Dengan merawat kenangan yang telah lalu
Tetes hujan yang sendirian
Sungguh malang
Hidupnya tak lagi berharga
Karena pastinya ia akan mati
Membawa sejuta kepiluan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H