Dalam matanya keruh
Tatapannya enggan kepada pelangi
Yang berwarna-warni
Tak memandang kilau itu sempurna
Menurutnya, dunia hanya fatamorgana
Membuat kita dungu dan lupa
Akan esensi keberadaan manusia
Yang lebih dari dunia dan seiisinya
Mata lelaki itu adalah mimpinya
Mimpinya dengan perjumpaan-Nya
Mata lelaki itu adalah gurun berbunga
Yang mata airnya dari surga
Dari liur bidadari
Dan dari perasan selendang putih
Ia minum setiap hari
Selepas awan-awan bertasbih pada matahari
Lelaki itu pemuja luka
Karenanya ia tak lupa
Bahwa manusia bukanlah apa-apa
Jika ingin membanggakan yang ia punya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!