Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Sepeda Tua Ayah

8 Maret 2017   13:14 Diperbarui: 9 Maret 2017   02:01 2244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: www.pixoto.com

Saat kuberanjak dewasa
Saai ingus berceceran tak kupunya
Aku ditarik kenangan
Ke suatu tempat yang sebenarnya dekat
Samping bekas roda sepeda Ayah

Di tempat itu aku ditemui haru
Bau besi sepeda yang bercampur keringat
Masih tak pernah berubah
Seperti waktu kecilku dulu
Saat aku dibonceng Ayah bercerita ; Nak, kita bukan orang kaya. Jangan manja

Telah kubasahi air mata 
Sepeda tua Ayah itu
Namun, semakin mengajakku berjalan-jalan
Dalam ingatan yang tak ingin terlupakan
Saat telah sampai di rumah dan Ibu menyambutku ; anak gagahku sudah datang. Peringkat satukah kamu

Begitu sepeda tua Ayah
Memanggilku lagi
Dalam khayalan ;
Bagaimana jika Ayahmu masih hidup
Ujarku ; kan kugantikan ayah memboncengku. Dan kubawa Ia kepada Ibu bahwa anakmu telah menjadi dirimu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun