Bagi ranting-ranting kayu yang telah lapuk
Dimakan waktu
Kemarin, adalah masa dimana doa
Jadi penentu
Patah atau terjatu, hanya itu
Ooo, badai kapan kau pulang
kau sesekali datang
Namun, tak membuat hatiku riang
Maaf kutak sopan
Tapi ubahlah penampilanmu jadi
Angin sepoi-sepoi lalu datanglah padaku
Tidak, tidak kumengguruimu
Aku sebagai ranting kayu, tak ada apa-apanya
Tapi coba lihat yang ada di sekelilingku
Tiang-tiang listrik harus menjadi jomblo karenamu
Tak ada kabel yang mengikatnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H