Setelah kumerapikan tempat tidur
Yang memanduku semalam bermimpi
Langkah kakiku langsung mengarah
Pada anak tanggaÂ
Yang telah hangat diterpa sinar matahari
Kugosok kelopak mata
Yang masih kelihatan mentah
Belum matang oleh tatapan
Membuatnya pecah mengeluarkan air mata
Kenangan yang bersalah
Teringat kenangan
Saat pagi begini
Teriak Ibu menyuruh sarapan
Dan tegar pundak Ayah memikul jala
Kini, kenangan itu kuukir di sudut anak tangga
Kudengar dari rumah tetangga
Bunyi sendok dan piring
Tanda keluarga mereka sedang sarapan
Sedangkan aku, di pagi ini duduk di tangga
Menjadi pendengar setia
dari dawai nenek yang mengatakan
"Ibu dan Ayahmu Nak, telah bahagia di alam sana, berbahagialah juga".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H