Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Genderang Langit

16 Juli 2016   14:49 Diperbarui: 16 Juli 2016   14:52 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerah menghilang
sinar menjauh
sejuk berangkat pulang
gelap datang
riuh menghampiri

aku masih berdiri dipojok jendela
memandangi langit
dengan wajah yang tak merona
sambaran petir mengaum di mana-mana
letusan guntur tergeletak
di hamparan langit yang gelap

kelopak mataku berkedip
bertanya kepada percikan
hujan
yang singgah di cermin jendelaku
kenapa langit sampai marah begini?
sebelum percikan hujan itu menjawab
ia mengalir ke bagian bawah jendela

langit menasehati pasangannya, jawabnya
siapa pasangannya?, tanyaku
Bumi,
kenapa?
bumi tak seindah dulu
saat langit pertama kali mengenal bumi
aku merasa bersalah
karena akulah penduduk bumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun