Kuhidup di tanah yang tenang
berdiri di bawah pohon yang rimbun
menatap langit biru
bila hujan tak datang
pasti ada pelangi yang mengisinya
sungguh indah
namun, suaranya bising, riuh dan ribut
hanya sedikit meniru indah alamya
walau negeriku nikmati
tak mampu Ia memegangya
dalam hati
mungkin negeriku meniru amuan singa di hutannya
serigalanya
dan tikus-tikusnya
begitulah, namun tidak semuanya
sebagian itu mengerti
bahwa kita bisa menjadi padi
yang mengaum itu
telah lupa dan dibuaikan
oleh kenaifan diri sendiri
padahal, setiap hari ada manusia yang lahir
dan setiap hari ada manusia yang mati
bukankah begitu?
negeriku diamlah sejenak
berpikirlah seperti tanah ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H