Berjuta-juta butir hujan membasahi bumi
yang butirannya terbuat dari emas dan permata
tetapi, itu hanya perhitungan mata
sebenarnya tak terhingga
untuk sebuah makhluk yang dikasihi-Nya
bernama manusia sebagai khalifah-Nya
ironisnya
terkadang air mata bahagia yang menetes
diacuhkan, merasa air mata itu milik dirinya
tak heran banyak yang melihat
namun buta
akupun merasa
ego dan serakah membutakan mata
melihat tabir rahmat-Nya
yang tak terkira bagi hamba-hamba-Nya
hanya hambalah, termasuk saya
berlaga bodoh, dan berpura-pura tak melihatnya
maafkanlah...
Sang Mahapemberi Rahmat
sengaja rahmat-Nya tak menampakkan diri
untuk dihitung dan direnungi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H