Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Airlangga Hartarto Yakin Konflik Global dan Dinamika Politik Lokal Tak Ganggu Ekonomi RI

6 Februari 2024   16:26 Diperbarui: 6 Februari 2024   16:34 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2023 tidak akan mencapai target dari yang ditetapkan. Namun hasil yang keluar menunjukkan fakta sebaliknya. Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi RI tercatat sebesar 5,05 (year on year), angka itu tercatat lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 5,04 (yoy).  Angka tersebut menunjukkan soliditas yang dimiliki ekonomi Indonesia di tengah situasi tidak menentu dan konflik yang terjadi di banyak kawasan dunia. Termasuk juga dinamika politik dalam negeri yang tahun ini akan menggelar hajat politik nasional yakni Pemilihan Presiden dan Legislatif 2024. "Angka tersebut lebih tinggi dari consensus forecast yang pada waktu itu diperkirakan pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2023 adalah 5,03%," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  di Jakarta, Senin (5/02).Penguatan dan capaian positif di tengah berbagai tekanan yang terjadi itu, utamanya pada Triwulan IV-2023 tertopang oleh penguatan kinerja sejumlah komponen pada sektor lapangan usaha. Tercatat, sektor konstruksi mampu tumbuh sebesar 7,68% (yoy) dan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar kedua setelah industri pengolahan yang memiliki capaian sebesar 4,07 (yoy). Adapun sumbangan besar lain dalam tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut datang dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,82% (yoy), serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 4,40% (yoy).

Selain itu, sejumlah daerah di luar pulau Jawa turut jadi penyumbang pertumbuhan seperti Maluku Utara dan Sulawesi Tengah yang masing-masing dnegan sumbangan pertumbuhan sebesar 20,49 persen dan 11,91 persen. Keduanya mendampingi Pulau Jawa sebagai penyumbang terbesa PDB nasional yang tercatat mencapai 57,05%.. Capaian yang diraih kedua provinsi itu antara lain ditopang oleh industri pengolahan logam dasar sebagai implikasi dari kebijakan hilirisasi.


Capaian secara nasional tersebut sekalogus menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya tetap persisten dan kuat pada angka yang cukup tinggi dibandingkan sejumlah negara. Apa yang dicapai Indonesia pada tahun 2023 tersebut mengungguli sejumlah negara dengan kondisi relatif setara, seperti Malaysia (3,77%) dan Korea Selatan (1,36%). Sementara dibandingkan beberapa negara G20, capain Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan seperti  AS (2,5%), Perancis (0,9%) maupun Jerman yang mengalami kontraksi (-0,3%).

Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini mengaku optimis hal serupa pada tahun 2024 ini.  Keyakinan itu didasarkan pada angka PMI Manufacturing Indonesia yang  pada Januari 2024 ini tetap dan terus berada di level ekspansif di angka 52,9. Angka yang secara langsung memberi konfirmasi bahwa terdapat optimisme besar pada geliat ekonomi  nasional  yang semakin membaik. Keyakinan yang itu juga bisa menjadi modal dalam  mencapai target ekonomi yang akan datang seiring  adanya proyeksi perbaikan ekonomi global.

Menurut lembaga internasional seperti IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun 2025 mendatang diprediksi tetap pada angka 5 persen. Sementara Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan dalam negeri akan tercatat antara 4,9%-5%, dan OECD di angka 5,2%. Semua proyeksi tersebut ada diatas rata-rata proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dan diatas pertumbuhan ekonomi emerging market seperti Tiongkok. Oleh karena itu, kebijakan berkelanjutan yang diambil menjadi kunci pertumbuhan perekonomian ke depan walaupun kita menyadari ada risiko-risiko ke depan," pungkas Menko Airlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun