inflasi tahun 2023 tetap di rentang sasaran 2.51 persen+1 berhasil dicapai. Angka tersebut juga menyasar pada Indeks Harga Konsumen (IHK) yang tercatat pada Januari 2024 di angka 2,57% (yoy) yang berarti mengalami penurunan dibanding Desember 2023 yang sebesar 2,61% (yoy).Â
Target pemerintah menjaga tingkatCapaian tersebut juga tercatat lebih rendah dibandingkan data inflasi Januari 2023 sebesar 5,28% (yoy). "Kita patut sukuri apa yang terbaca dari data tersebut bahwa inflasi masih dalam rentang target. Karena potensi untuk naik masih besar lantaran gangguan cuaca dari El Nino yang masih berlangsung. Data tersebut secara langsung juga menjelaskan bahwa daya beli  masyarakat kita masih baik," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Jumat (2/2/2024).
Untuk data Januari, tingkat inflasi pada Januari tersebut utamanya karena pergerakan  komponen harga bergejolak dan inti. Untuk Komponen harga pangan bergejolak (volatile food/VF) tercatt naik  0,01% (mtm) atau 7,22% (yoy). Hal itu antara lain dipengaruhi cuaca hujan yang relatif tinggi khususnya di daerah sentra hortikultura yang berujung pada kegagalan panen dan berdampak pada kenaikan sejumla produk seperti tomat dan bawang merah.Â
Pada vbagian lain, harga beras juga cenderung naik karena pasokan yang terbatas lantaran belum datangnya musim panen. Untungnya kenaikan tersebut tak berlanjut karena  inflasi VF tertahan oleh harga aneka cabai yang mulai menurun. Dikatakan lebi jauh oleh Airlangga bahwa secara tahunan terjadi kenaikan  inflasi pada komponen inti sebesar 0,20% (mtm) atau 1,68% (yoy), meski secara tahunan trend yang terjadi terus melandai
Â
Pemerintah sendiri terus mengamati pergerakan harga tersebut lewat koordinasi dengan berbagai tingkat pengambil dan pelaksana kebijakan. Salah satunya adalah dengan dilaksankannya High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Pusat tingkat menteri  pada 29 Januari lalu. Rapat yang salah satu putusannya adalah yang menyepakati sejumlah langkah strategis untuk menjaga inflasi tetap stabil dan terkendali pada tahun 2024.
langkah tersebut mencakupi aspek konsistensi  kebijakan moneter serta fiskal dalam mendukung pengendalian inflasi tersebut namun dengan tetap menargetkan adanya pertumbuhan ekonomi. Selain itu kebijakan lain dalam pengendalian inflasi kelompok VF tetap jadi fokus agar dapat terkendali di bawah 5% dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabai, dan aneka bawang, serta menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan untuk memitigasi risiko jangka pendek, termasuk mengantisipasi pergeseran musim panen dan peningkatan permintaan menjelang HBKN. "Di tengah berbagai tantangan yang masih kita dihadapi saat ini, komitmen dan sinergi bersama seluruh pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia melalui TPIP-TPID akan terus diperkuat guna menjaga inflasi terkendali dalam kisaran sasaran 2,51%," tutup Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H