Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia dan Jepang Bahas Kelanjutan Kerja Sama di Sejumlah Bidang

17 Desember 2023   14:17 Diperbarui: 17 Desember 2023   14:21 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia mengajak Jepang untuk terus melanjutkan berbagai kerjasama yang telah berlangsung selama ini dan meningkatkannya pada bidang lebih luas. Satu dari bentuk perluasan tersebut adalah yang terkait dengan perubahan protocol IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement), yang telah dimulai sejak tahun 2019 dan ditargetkan selesai pada kuartal pertama tahun 2024. Tema itu menjadi bahasan utama saat Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida di Kantor PM Jepang, Tokyo, Sabtu (16/12).

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin menyambut baik dengan telah selesainya perundingan substantif IJEPA tersebut dan keduanya sama berharap bahwa penerapannya dapat terlaksana pada  kuartal pertama 2024. Setidaknya ada tiga poin penting yang jadi kepentingan Indonesia untuk penerapan protokol itu, pertama, adanya akses lebih luas  pasar Indonesia di Jepang. 

Kedua, adanya perluasan akses pasar perbankan, dan terakhir kerja sama Manufacturing Industrial Development Center (MIDEC) yang dapat mendukung industri Indonesia menjadi basis produksi kawasan. Untuk Jepang, pemerintah mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap komitmen negara ini dalam pembangunan jalur timur-barat dan berharap pembangunan fase selanjutnya dapat diselesaikan sesuai rencana. Presiden Joko Widodo berharap pembangunan jalur utara-selatan fase 2A dan 2B dapat selesai tepat waktu. "Harapan saya pembangunan Jalur Utara - Selatan untuk Fase 2A dan 2B bisa selesai tepat waktu," ujar Presiden Joko Widodo.

Dalam isu perubahan iklim dan transisi energi serta langkah-langkah yang dilakukan, Indonesia dalam kapasitas sebagai Co-initiator Asia Zero Emission Community (AZEC) menegaskan kembali pentingnya kerja sama De-Karbonisasi, pembiayaan yang inklusif dan transfer teknologi low-carbon. 

Tak cuma itu inisiatif dalam AZEC diharapkan tak cuma jadi paparan diatas kertas, diperlukan tindak lanjut yang pasti dari  dari 12 MoU yang sudah ditandatangani pada saat pertemuan tingkat Menteri AZEC beberapa bulan yang lalu. Maka dalam kaitan yang hampir sejalan, Indonesia sebagaimana dimintakan Jokowi beharap agar pemerintah Jepang bersedia membantu akselerasi tiga proyek prioritas lain yakni, Pembangkit Listrik Geotermal di Muara Laboh, proyek Waste to Energy Legok Nangka di Jawa Barat, dan pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah," tegas Presiden Joko Widodo.

Di pertemuan ini pula disepakati tiga bentuk kerjasama lain yaitu hibah kapal patroli dari Jepang untuk Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla), percepatan pembangunan jalur Moda Raya Terpadu (MRT), dan Nota Kesepahaman di bidang kesehatan.

Jokowi dan Ishida juga membahas kerjasama bidang maritim dan mineral kritis dan Jepang diharapkan bersedia mendukung kelanjutan hilirisasi industri mineral Indonesia sekaligus mendorong   kontribusi Indonesia sebagai bagian penting rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) dunia. "Saya juga mengharapkan dukungan yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi pulau terluar Indonesia, termasuk pengembangan industri perikanan serta hibah kapal patroli dan ikan," ucap Presiden Joko Widodo.

Kedua pemimpin meresmikan pula kerja sama di bidang kesehatan, khususnya kardiovaskular. Pertemuan keduanya menghasilkan Nota Kesepahaman antara Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dengan Tokushukai Medical Corporation senilai 10 miliar yen atau 1 triliun rupiah.

Seluruh kesepakatan tersebut akan ditindaklanjuti oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut hadir dalam pertemuan tersebut dan mengkoordinasikan hasil pembahasan pada pertemuan bilateral kedua negara, terutama terkait dengan berbagai kerjasama dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun