Telah banyak yang dihasilkan dari relasi, persahabatan  dan kerjasama Indonesia dan Korea dalam kurun setengah abad terakhir.  Kini memasuki paro kedua satu abad hubunganan erat tersebut bentuk kerjasamanya yang telah ada  perlu dikembangkan mengikuti trend dan perkembangan teknologi, selain aspek budaya serta dinamika ekonomi digital yang menjadi penggerak utama. Dari sisi Indonesia, sektor UMKM dipilih sebagai motor dan penggerak, karena di sinilah gerak dan tulang punggung ekonomi terbesar nasional berada. Untuk aspek ini, pemerintah telah memberi perhatian khusus dengan mendorong lebih jauh bagi adanya kolaborasi dalam sektor ekonomi kreatif dan digital antar kedua negara. Dorongan yang pada tahap lanjutnya diharapkan menjadi pendorong bagi  terciptanya  ragam solusi inovatif bagi perekonomian kedua negara di masa depan.  Dorongan demikian didasari oleh berbagai data pendukung yang terus tumbuh positif dan memberi manfaat timbal balik bagi kedua negara.
Saat ini Total perdagangan kedua negara hingga September 2023 tercatat mencapai US$15,7 miliar. Korea Selatan juga merupakan negara asal investasi terbesar ke-7 di tahun 2022 dengan nilai investasi total sebesar US$2,2 miliar yang terdiri dari 2.907 proyek dan untuk tahun 2023 hingga bulan September telah mencapai US$1,9 miliar serta mencakup 5.215 proyek. "Kerjasama kian erat dalam wujud diplomasi ekonomi itu menjadi tambah kuat menyusul adanya Joint Committee on Economic Cooperation (JCEC) yang berfokus pada sektor perdagangan dan investasi, industri, energi dan sumber daya mineral, dan ekonomi digital," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri peringatan 50 tahun hubungan Bilateral Indonesia dan Korea Selatan yang diadakan Forum Kerja Sama Indonesia dan Korea Selatan di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Airlanggapun mengaku senang karena tema yang dipilih sesuai dengan apa yang jadi harapan kedua negara yakni "I-Wave and K-Wave Together for The Future" yang itu mewakili spirit kerjasama dalam mencapai kemakmuran bersama di masa depan.
Spirit itu sendiri  sebelumnya sudah terlihat dalam beberapa isu spesifik seperti kerjasama digital dalam wujud pembentukan sistem pertukaran informasi perdagangan secara digital, penguatan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual di era digital, kerja sama fasilitasi perdagangan digital, pengembangan center of excellence untuk start-up digital, serta perluasan pasar UMKM unggulan Indonesia melalui pemanfaatan platform e-commerce Korea Selatan. Â
Pemanfaatan itu tidak lepas dari potensi yang dimiliki dalam negeri lewat 212,9 juta pengguna internet pada awal 2023 dan penetrasi internet mencapai 77%. Dengan perkembangan tersebut, Indonesia juga terus mendorong perluasan pembangunan infrastruktur digital lainnya untuk mendorong konektivitas antar wilayah di Indonesia. Bentuk yang sudah dilakukan adalah lewat  pendirian Jaringan Palapa Ring sepanjang lebih dari 12.000 km, penambahan pembangunan Menara Base Transceiver Station (BTS) di lebih dari 8.000 titik, perluasan layanan 4G serta pengadaan 5G, pemanfaatan Satelit Multifungsi Satria di lebih dari 150.000 lokasi daerah 3T.
Belum lagi jika bicara tentang potensi ekonomi digital yang untuk tahun 2023 ini saja diperkirakan akan berada di angka US$82 miliar atau tumbuh 8% dibandingkan tahun lalu. Sebagai penopangnya terdapat  pada tiga sub-sektor utama  e-commerce, di mana tiga kategori produk dengan nilai transaksi terbesarnya yaitu fesyen, telepon seluler dan aksesorisnya, serta personal care dan kosmetik. "Ini menjadikan Indonesia harus terus memperkuat ekosistem digitalnya serta menjalin kerjasama internasional dengan negara mitra yang memiliki keunggulan inovasi digital seperti Korea Selatan. Kerja sama dengan platform e-commerce Korea Selatan kami yakini akan semakin meningkatkan daya saing UMKM Indonesia dalam tataran global dan menguntungkan kedua negara," ucap Menko Airlangga.
Kerjasama itu tak semata mengolah apa yang sudah ada, namun juga menapak ke masa depan untuk potensial lain melalui pengembangan dan penelitian bersama. Atau juga lewat program magang, kolaboraasi pelatihan dan berbagi pengetahuan, inkubasi star-up atau pendanaan dan investasi.  "Dengan sinergi dan kerjasama ini, harapannya akan mampu jadi pendorong untuk  pengembangan ekonomi digital serta perdagangan lintas batas, terutama bagi UMKM yang merupakan pilar penting dalam perekonomian Indonesia dan Korea Selatan, sehingga akan terbangun I-Wave and K-Wave Together for the Future," pungkas Menko Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H