Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Airlangga Hartarto dan Penandatanganan Perjanjian Rantai Pasok Asia Pasifik

15 November 2023   15:30 Diperbarui: 15 November 2023   15:41 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik yang tergabung dalam kemitraan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) meneguhkan tonggak baru lewat penandatanganan Perjanjian Rantai Pasok pertama di dunia. Perjanjian yang juga cerminan dari keinginan kuat untuk memiliki rantai pasok yang tangguh dan kompetitif di kawasan Indo-Pasifik.  Kesepakatan itu dibuat dalam acara  Indo-Pacific Economic Framework Ministerial Meeting (IPEF-MM) Ketiga di San Francisco Selasa (14/11),
Indonesia diwakli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama menteri ekonomi dari 13 negara mitra IPEF menyebutkan bahwa perjanjian yang pembahasannya dimulai pada Desember 2022 di Brisbane, Australia, bertujuan untuk membentuk struktur yang memungkinkan pengembangan pemahaman bersama mengenai rantai pasok regional. Tujuan utama perjanjian ini adalah meningkatkan kemampuan tanggap krisis terhadap gangguan rantai pasok, berbagi informasi dan praktik terbaik, memfasilitasi pelaku usaha dan investor untuk memperkuat rantai pasok, serta mendorong ketahanan rantai pasok di sektor-sektor penting dan barang-barang utama.


Dari sisi Indonesia, implementasi penguatan yang akan akan dilakakukan bersama negara mitra lain adalah  melaksanakan proses domestik yang diperlukan. Setiap negara anggota IPEF akan menunjuk perwakilan pejabat senior pada tiga badan rantai pasok yang diamanatkan oleh perjanjian ini, yaitu Dewan Rantai Pasokan IPEF (IPEF Supply Chain Council), Jaringan Respons Krisis Rantai Pasokan IPEF (IPEF Supply Chain Crisis Response Network), dan Dewan Penasihat Hak-Hak Buruh IPEF (IPEF Labor Rights Advisory Board).

Perjanjian ini juga menekankan pentingnya pengembangan tenaga kerja dan hak-hak buruh di antara negara mitra IPEF. Ini mencerminkan komitmen untuk menciptakan lingkungan bisnis yang berkelanjutan dan adil di kawasan Indo-Pasifik.

Terlepas dari dampak positif pada rantai pasok, kesepakatan ini membuka pintu bagi kolaborasi lebih lanjut dalam kerangka IPEF. Pihak Amerika Serikat, khususnya terkait Pilar III IPEF, yaitu Ekonomi Bersih, menyampaikan beberapa tangible benefits yang akan memberikan dorongan signifikan. Antara lain, IPEF Catalytic Capital Fund senilai USD30 juta, US DSC Global Climate Fund senilai USD700 juta, dan IPEF Investor Forum yang akan diadakan di Singapura pada April atau Juni 2024.

Pengumuman terkait Pilar III menunjukkan bahwa keberlanjutan dan iklim merupakan fokus utama kerja sama ekonomi di kawasan Indo-Pasifik. Dengan menyediakan sumber daya finansial yang signifikan, seperti Catalytic Capital Fund dan Global Climate Fund, IPEF berusaha mendorong proyek-proyek yang berkontribusi pada ekonomi bersih dan keberlanjutan lingkungan.

Penting untuk dicatat bahwa langkah-langkah ini bukan hanya memperkuat rantai pasok di kawasan, tetapi juga memberikan dampak positif secara luas, termasuk dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mendukung ekonomi bersih. Kerjasama ini mencerminkan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan bisnis yang berkelanjutan, inovatif, dan berdaya saing di Indo-Pasifik.

Dengan demikian, Perjanjian Rantai Pasok IPEF bukan hanya tentang membangun kembali struktur rantai pasok yang tangguh, tetapi juga tentang menciptakan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan tersebut. Dalam konteks ini, Indonesia dan mitra-mitra IPEF telah memberikan kontribusi yang signifikan, dan langkah ini diharapkan menjadi dorongan positif bagi kerja sama ekonomi lebih lanjut di Indo-Pasifik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun