Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mas Menteri Nadiem Makarim, Ini Dampak Jika Skripsi dan Tesis Tak Jadi Syarat Kelulusan Mahasiswa

30 Agustus 2023   23:47 Diperbarui: 31 Agustus 2023   15:33 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surat terbuka untuk mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Saya membaca pemberitaan anda sebagai pemegang kebijakan tertinggi pendidikan di Indonesia sedang mempertimbangkan untuk menghapus kewajiban penulisan skripsi sebagai syarat lulus mahasiswa pendidikan strata S1. Dari wacana yang berkembang anda sepertinya mencoba lepas tangan karena menyerahkan keputusan tersebut kepada kampus untuk menghapus atau meneruskan aturan tersebut.


Begini ya pak bos yang dulunya mantan pemilik starup dan  telah menjadi unicorn di tanah air itu. Pendidikan Indonesia itu sudah banyak bolong dan lemahnya, jangan lagi diperparah dengan rencana baru yang bukannya memperbaiki namun justru kian menyempurnakan kerusakan itu.

Semua pakar pendidikan sepakat, termasuk orang-orang anda yang berkantor di jalan Sudirman sana, bahwa menulis skripsi akan sangat membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, evaluatif, dan analitis yang sangat berharga di dunia kerja, di mana kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan berdasarkan pemikiran yang mendalam sangat diperlukan. Karena dari menulis, mereka bisa berlatih mengembangkan kemampuan analitis dan kritis, Karena  menulis skripsi dan tesis membutuhkan kemampuan untuk menganalisis informasi, mengkritisi ide, dan menyusun argumen yang kuat.

Lewat penulisan skripsi mereka belajar mengembangkan  kemampuan dalam penelitian. Itu semua karena proses menulis skripsi dan tesis melibatkan melakukan penelitian mandiri, mengumpulkan data, menganalisis hasil, dan mengambil kesimpulan berdasarkan bukti. Ini mengajarkan mahasiswa tentang metodologi penelitian dan mengasah keterampilan pengumpulan dan analisis data, yang berguna dalam berbagai bidang pekerjaan yang mengharuskan pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang akurat.

Ada juga di sana aspek penguasaan materi secara lebih mendalam. Mengingat proses menulis memerlukan pemahaman mendalam tentang topik yang dipilih. Mahasiswa harus membaca dan memahami literatur yang relevan, membandingkan pandangan yang berbeda, dan merumuskan konsep yang kuat. Ini membantu mereka menjadi ahli dalam bidang tertentu, yang merupakan aset berharga dalam dunia kerja yang menghargai keahlian spesifik.

Dalam hal komunikasi secara tertulis, menulis skripsi dan tesis melibatkan menyampaikan ide dan temuan secara jelas dan terstruktur. Kemampuan komunikasi tertulis yang baik adalah keterampilan yang sangat dicari di dunia kerja. Mahasiswa yang mampu menyusun laporan yang koheren dan persuasif akan lebih sukses dalam berkomunikasi dengan rekan kerja, atasan, dan klien.

Maka jika dilihat secara aspek prestasi dan kualitas mahasiswa menyelesaikan skripsi atau tesis adalah prestasi akademik yang menunjukkan komitmen, dedikasi, dan ketekunan. Ini juga mencerminkan kualitas pendidikan institusi yang melatih mahasiswa untuk mencapai standar akademik tertentu. Jika kewajiban menulis dihapus, hal ini dapat merendahkan standar dan citra pendidikan.

Bukan hanya itu, jika kewajiban menulis skripsi dan tesis dihapus, dampak negatifnya terhadap dunia kerja di Indonesia yang  mencakup banyak hal.

Mulai dari kurangnya kemampuan dalam analitis dan  berpikir kritis untuk pekerja. Karena jika pekerja yang tidak terlatih dalam berpikir kritis dan analitis, mereka kesulitan dalam memecahkan masalah yang kompleks dan membuat keputusan yang tepat. Ini dapat menghambat inovasi dan pengembangan di berbagai sektor.

Atau pada lemahnya kemampuanp penelitian serta pendataan. Ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data menjadi penting dalam berbagai pekerjaan. Tanpa latihan dalam menulis skripsi atau tesis, lulusan mungkin tidak memiliki keterampilan ini, mengakibatkan pengambilan keputusan yang kurang berdasarkan bukti. Yang lebih parah, lulusan yang tak ada kewajiban menulis skripsi akan lemah dalam penguasaan materi. Mereka sangat mungkin memiliki pemahaman yang dangkal tentang bidang studi mereka, yang dapat membatasi peluang karir yang lebih baik dan kontribusi yang berarti di tempat kerja. Termasuk juga terbatasnya dalam kemampuan berkomunikasi secara tertulis. Mengingat minimnya latihan menulis formal  akan  menghambat kemampuan komunikasi tertulis yang efektif, yang penting dalam berbagai jenis pekerjaan, termasuk berkomunikasi dengan kolega, pelanggan, dan mitra bisnis.

Maka penghapusan kewajiban menulis skripsi dan tesis dapat merendahkan standar pendidikan tinggi di Indonesia. Ini dapat mengirimkan sinyal negatif kepada masyarakat dan dunia internasional tentang kualitas pendidikan di negara ini.

Penulis berpendpat bahwa  sangat banyak nilai positif dari kewajiban menulis skripsi dan tesis tetap diberlakukan. Mulai dari kesiapan mahasiswa dalam  menghadapi tantangan di dunia kerja dengan kemampuan analitis, kritis, dan penelitian yang kuat. Memberi kontribusi  berharga terhadap penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Maupun juga mampu meningkatkans standar pendidikan  karenan yang lahir adalah  lulusan yang lebih kompeten dan berkualitas.

Tentu perlu langkah dan strategi yang perlu diambil dalam kaitan wacana penghapusan kewajiban menulis sebagai tugas akhir mahasiswa. Pertama, sejak awal dari pendidikan dasar harus ada dorongan peningkatan kemampuan menulis . Mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, penting untuk mendorong dan mengembangkan keterampilan menulis siswa. Ini dapat dilakukan dengan memasukkan komponen penulisan dalam kurikulum berbagai mata pelajaran. Ini akan membantu siswa memahami pentingnya menulis dan mempersiapkan mereka lebih baik untuk tugas akhir di tingkat perguruan tinggi.

Selanjutnya, Pengembangan Program Pelatihan Menulis.  Perguruan tinggi dapat mengembangkan program pelatihan khusus yang fokus pada pengembangan keterampilan menulis akademik. Mahasiswa dapat mengikuti pelatihan ini secara bertahap selama studi mereka, sehingga mereka lebih siap ketika tiba saatnya untuk menulis skripsi atau tesis.

Mendukung Bimbingan Akademik yang Kuat: Fasilitasi bimbingan akademik yang intensif dan terarah untuk mahasiswa dalam proses penulisan skripsi atau tesis. Dosen pembimbing dapat memberikan arahan, umpan balik konstruktif, dan panduan yang memadai, membantu mahasiswa melewati tantangan penulisan. Selain menulis, penting untuk mengembangkan kemampuan penelitian dan analisis siswa. Kurikulum harus mencakup mata pelajaran atau kursus yang mengajarkan metodologi penelitian, pengumpulan data, analisis, dan interpretasi hasil. Ini akan membantu siswa mempersiapkan dasar yang kuat untuk menulis skripsi atau tesis. Keterampilan seperti berpikir kritis, analitis, dan komunikasi. Ini  dapat diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran. Ini akan membantu siswa melihat keterkaitan antara keterampilan ini dan penerapannya dalam konteks yang berbeda.

Pengembangan Inisiatif Penulisan Kreatif: Selain penulisan akademik, penting untuk mendorong pengembangan keterampilan penulisan kreatif. Mengajak siswa untuk mengekspresikan ide dan kreativitas mereka melalui penulisan cerita, esai, atau karya sastra lainnya dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan komunikasi secara luas.

Penguatan Kultur Menulis di Perguruan Tinggi: Menciptakan kultur yang mendorong dan menghargai penulisan di kalangan mahasiswa dan dosen akan membantu meningkatkan motivasi mahasiswa dalam menulis skripsi atau tesis. Ini dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, atau kompetisi penulisan.

Lakukan evaluasi berkelanjutan. Ini jadi tugas  Perguruan tinggi untuk selalu melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas program-program yang diterapkan untuk meningkatkan keterampilan menulis dan penelitian. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat dilakukan penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan.

Dengan mengimplementasikan saran-saran di atas, diharapkan perguruan tinggi dapat mempertahankan pentingnya kewajiban menulis skripsi dan tesis sebagai bagian integral dari proses pendidikan. Ini akan membantu menghasilkan lulusan yang lebih kompeten, siap untuk tantangan di dunia kerja, dan memiliki kemampuan yang diperlukan untuk berpikir kritis, menganalisis, dan berkomunikasi dengan efektif.

Secara keseluruhan, mempertahankan kewajiban menulis skripsi dan tesis sebagai syarat kelulusan adalah penting untuk memastikan bahwa lulusan memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di dunia kerja. Kerja sama antara pengambil kebijakan dan praktisi pendidikan dalam mengembangkan strategi yang tepat akan mendukung pengembangan keterampilan siswa yang holistik dan relevan.

Demikian surat terbuka ini, semoga mas Menteri bersedia membacanya. Sukur-sukur ditindaklanjuti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun