Indonesia dalam 7 kuartal terakhir tak cuma sekedar bukti bahwa ketahanan  yang dimiliki itu jadi modalitas kuat dalam melanjutkan berbagai cita-cita dan program yang akan dijalankan. Data positif itu menjadi bukti  dari kebangkitan serta keberhasilan pemerintah dalam menghadapi sulit selama Pandemi Covid-19  yang juga menjadi etalase dalam menarik kerjasama ekonomi dengan negara lain secara jangka panjang. Karena dari pertumbuhan tersebut Indonesia bisa mendorong investasi lebih besar yang fokusnya bisa diarahkan kepada pemanfaatan secara lebih maksimal untuk bonus demografi dan akselerasi penerapan teknologi terkini.
Konsistensi pertumbuhan positif ekonomiBentuk kerjasama ekonomi yang sedang dalam proses pembicaraan adalah inisiatif bersama dengan pemerintah Amerika Serikat dalam wujud Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), dimana pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi topik prioritas yang dibahas. "Baik Indonesia maupu AS punya visi sama dalam kerangka kemitraan strategis untuk  kawasan Indo-Pasifik yang makmur dan stabil," kata  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima  Senator AS asal Illinois, Tammy Duckworth di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan senator wanita ini, Airlangga juga berdiskusi terkait sejumlah topik strategis lain seperti  Critical Minerals, hingga KTT ASEAN.  Terkhusus untuk rundingan IPEF, pertemuan kelima akan berlangsung Oktober 2023 mendatang di  Bangkok, Thailand  yang salah satu isu utamanya adalah peningkatan standar dan peran swasta dalam payung kerjasama ekonomi keduanya.
Bahasan terkait kerjasama Critical Minerals dalam IPEF  diusulkan Indonesia karena  komoditi  ini sangat penting  dalam kemitraan jangka panjang.  Poin lebih jauhnya adalah pemanfaatan nikel untuk Electric Vehicle (EV) serta komoditi penting lain untuk industri berteknologi tinggi. Sebagai pemilik cadangan nikel terbesar dunia, Indonesia perlu mempersiapkan ekosistem kebijakan yang inklusif dan transparan agar menjadi salah satu pemain utama dalam rantai pasok baterai lithium di dunia.
Sebagai produsen dan pemasok utama, Indonesia ingin ada kemudahaan utamanya dalam kaitan  Inflation Reduction Act (IRA) di bawah Pemerintahan Joe Biden yang memberikan tax credits dalam proses manufaktur clean vehicle AS. Karena sejauh ini, hal tersebut hanya diberikan AS kepada negara-negara yang telah punya perjanjian perdagangan (FTA) dengan AS. Maka dalam kaitan sebagai salah satu mitra dalam IPEF, Indonesia juga ingin mendapatkan keringanan dan kemudahan persyaratan yang tercakup dalam UU  IRA itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H