Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mempertanyakan Saran Luhut Binsar Panjaitan yang Melawan Hasil Munas Golkar

21 Juli 2023   22:30 Diperbarui: 21 Juli 2023   22:39 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan Luhut ini juga kian membuat bingung  saat kita membandingkannya dengan rekomendasi Dewan Pakar Partai Golkar yang sebelumnya merekomendasikan Airlangga Hartarto untuk segera mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden 2024. 

Rekomendasi ini jelas menunjukkan bahwa ada dorongan dan dukungan kuat dari tingkat tinggi partai untuk melanjutkan pencapresan Airlangga. Mengapa ada perbedaan pandangan yang begitu kontras dalam internal partai? Apakah ada pergeseran dinamika politik yang belum terungkap di permukaan?

Dewan Pakar bahkan merekomendasikan Airlangga membentuk poros baru agar memudahkan mendapatkan tiket di Pilpres 2024. Ini menunjukkan bahwa Partai Golkar telah menyusun strategi khusus untuk mengamankan posisi Airlangga sebagai calon presiden. 

Jadi, apakah pandangan Luhut tentang merugikan partai menjadi lebih masuk akal? Ataukah ada pertentangan di antara faksi-faksi di dalam partai yang ingin menempatkan figur yang berbeda sebagai calon presiden?

Terkait hal ini, penyataan Ridwan Hisjam, anggota Dewan Pakar Partai Golkar, menjadi sangat menarik. Ridwan Hisjam dengan tegas menyatakan siap menjadi panglima pemenangan jika Airlangga maju sebagai calon presiden. Ia menyatakan kecintaannya kepada Partai Golkar dan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum. Ini menunjukkan adanya kesatuan dan kesetiaan dari seorang kader partai yang berkomitmen untuk membantu mencapai kemenangan dalam Pemilu 2024. Pandangan Ridwan Hisjam ini menguatkan dan memperkuat niatan untuk terus melanjutkan pencapresan Airlangga.

Akhirnya,  sejatinya perbedaan pandangan dalam partai politik adalah hal yang wajar, bahkan pernah terjadi di partai-partai lainnya. Akan tetapi, penting bagi Partai Golkar untuk menjaga semangat musyawarah dan mencari mufakat di dalamnya. 

Keputusan Munas Partai Golkar pada 2019 telah menetapkan Airlangga Hartarto sebagai calon presiden 2024, dan harus dipertahankan keputusan tersebut untuk menjaga konsistensi dan stabilitas partai. 

Sementara itu, tugas para penasehat politik dan pakar media adalah untuk mendukung keputusan partai dan membangun narasi yang solid guna memenangkan pencapresan Airlangga di Pemilu mendatang. 

Semoga partai dapat bergerak bersama sebagai kesatuan yang solid dan menghadirkan pemimpin yang terbaik bagi bangsa ini. Semoga kita semua dapat menyaksikan sebuah proses demokrasi yang sehat dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas untuk Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun