Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

KTT APEC Adopsi Penuh Bali G20 Leader's Declaration untuk Pemulihan Ekonomi Global

21 November 2022   12:10 Diperbarui: 21 November 2022   12:14 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rangkaian pertemuan tingkat tinggi sejak dari KTT ASEAN, G20 dan yang berpuncak pada KTT APEC 2022 melahirkan banyak kesepakatan dari negara peserta. Indonesia yang menjadi satu-satunya negara yang tergabung dalam tiga platform tersebut secara otomatis menempati peran strategis, menyusul keketuaan ASEAN 2023 yang mulai dijabat pasca Presidensi G20. Dengan kondisi demikian, peran Indonesia akan semakin penting dalam mendorong kolaborasi dan sinkronisasi agenda di antara ketiga forum internasional dan regional tersebut, serta dapat berkontribusi nyata dalam mewujudkan perdamaian dan kemakmuran dunia.

"Fungsi Indonesia menjadi strategis, sekaligus menjadi jembatan penghubung  terpenting antara tiga forum tersebut. Bahkan Leaders' Declaration pada forum APEC kali ini pada akhirnya mengadopsi penuh formula Leaders' Declaration G20 Bali, word by word," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam sesi wawancara dengan para awak media seusai closing ceremony KTT APEC 2022 di Bangkok, Thailand, Sabtu (19/11/2022).

Airlangga Hartarto menjelaskan terdapat tarik menarik yang alot dalam pembahasan sebelum tercapainya kesepakatan bagi Leaders' Declaration pada forum APEC tersebut, sebelum akhirnya semua merujuk kepada Bali G20 Leaders' Declaration. Hal tersebut didukung oleh pelaksanaan kedua forum penting dunia ini yang terjadi back to back, dan deklarasi yang dicetuskan di Bali itulah yang sudah mendapat persetujuan dari 20 Negara Anggota G20, sehingga versi tersebut yang diadopsi penuh untuk deklarasi pada forum APEC.

Dari APEC Leaders' Declaration itu, pemimpin Ekonomi APEC sepakat  dengan  komitmen bersama gina merespon tantangan bersama, antara lain untuk mendukung reformasi sistem perdagangan multilateral guna menghadapi berbagai perkembangan tantangan yang muncul, serta menguatkan komitmen untuk mengatasi disrupsi rantai pasok. Kemudian, mendorong pertumbuhan yang kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif, termasuk untuk mendukung UMKM dan perusahaan rintisan (start-up). " Dari forum ini juga ada dorongan bagi  terwujudnya  multilateralisme  sekaligus mendukung kesepakatan The WTO's 12th Ministerial Conference (MC12) untuk menjadikan WTO sebagai platform di Asia Pasifik dalam  menyamakan rule of law perdagangan. Hal itu tak lain karena dari anggotanya saja, APEC merupakan 60% dari  total perekonomian dunia yang nilainya setara USD59 triliun," tutur Menko Airlangga.

Pasca KTT itu, pemimpin ekonomi APEC didorong untuk bekerjasama dan menjembatani kesenjangan digital lewat dengan memfasilitasi infrastruktur dan  peningkatkan keahlian serta literasi digital, selain juga memperkuat sektor agrikultur untuk mendukung ketahanan pangan kawasan.


Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini menyinggung secara khusus bidang digital dimana APEC menginginkan terjadinya proses dalam hal pemberdayaan perempuan dan pemuda, termasuk juga keseetaraan dan inklusivitas UMKM. Dari sisi Indonesia,  dukungan bagi digitalisasi UMKM tujuannya agar masuk dan menjadi bagian dari  rantai pasok dunia. Aspek tersebut menjadi sangat penting karena wilayah ASEAN punya ketergantungan satu dengan yang lainnya, khususny intra ASEAN trade dan value chain. "Rantai pasok mejadi isu penting karena tak cuma menyangkut biaya namun juga berhubungan dengan nilai yang mengikuti serta keamanan. Makanya dalam forum ini bahasan tentang  layanan dan pangan berkelanjutan akan menjadi agenda utama  dalam kepemimpinan Amerika Serikat tahun depan," jelas Menko Airlangga.


Pada bagian lain,  KTT APEC 2022 juga  menghasilkan apa yang disebut sebagai  The Bangkok Goals for the Bio -- Circular Green Economy yang tak lain adalah sebuah platform dalam bentuk pendekatan bersama mengenai pemulihan ekonomi pasca pandemi yang inklusif dan berimbang, guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tangguh serta menjaga lingkungan hidup. "Hampir seluruhnya pembahasan di APEC ini ada benang merah dengan yang dibahas di G20. Salah satu benang merah paling kuat antara ASEAN, G20, dan APEC yakni kebersamaan (togetherness). Dengan togetherness, kita akan kuat dan berhasil dalam global economic recovery," pungkas Menko Airlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun