Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Airlangga Hartarto Dorong Australia Investasi Energi Bersih

7 Juni 2022   17:37 Diperbarui: 7 Juni 2022   17:45 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia bersama Australia sebagai negara bertetangga dekat punya perhatian sama terkait perubahan iklim serta upaya yang harus dilakukan agar suhu bumi tak semakin panas. Bentuk dari kesamaan pandangan tersebut muncul saat  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese yang sedang berkunjung ke Jakarta.

Selain itu, dengan status pemegang Presidensi G20, Indonesia berkomitmen tinggi untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Wujudnya antara lain melalui kerja sama bilateral mempercepat transisi energi dengan berupaya lebih kuat lagi dalam mitigasi dan pengurangan emisi. 

Peta jalan NZE  pertama Indonesia pun segera diluncurkan yang mendapat dukungan dari badan energi internasional (IAEA)  Clean Energy Transition Program yang didanai Australia. Menurut IEA, perpindahan ke jalur NZE dapat menarik tambahan investasi bersih  bagi Indonesia sebesar US$2 miliar per tahun hingga 2030. Selain juga potensial untuk menghadirkan tidak kurang dari  900 ribu lapangan kerja.

Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, jalur Indonesia menuju NZE yang berdampak  secara regional dan global harus jadi inti proyek tersebut. Prinsip itu pula yang membuat Indonesia menyambut hangat  proyek hidrogen hijau Australia yang siap dilaksanakan tahun ini di dalam negeri.  "Solusi cerdas yang dipimpin oleh industri juga harus mendorong upaya bersama menuju rantai pasok yang lebih tangguh," ujar Menko Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Negara tetangga di wilayah selatan bumi tersebut boleh mempertimbangkan kontribusi yang akan diberikan pada  Mekanisme Transisi Energi Asian Development Bank (ADB) yang baru. Bentuknya antara lain bisa lewat percepatan pilot proyek Carbon Capture Utilizaton and Storage (CCUS). Atau pemanfaatan amonia di pembangkit listrik tenaga batu bara. Selain juga terbuka kemungkinan untuk bermitra  dalam mengembangkan rencana pekerjaan ramah lingkungan untuk memberdayakan masyarakat, sehingga dapat mengambil peluang dalam ekonomi energi baru. 

Namun demikian, tahap mengurangi penggunaan bahan bakar fosil tidak dapat dicapai tanpa mengamankan solusi alternatif dan memberdayakan masyarakat.  Maka pada tahapan lanjutnya, Australia dapat bermitra dalam pengembangan keterampilan, semisal dalam beasiswa, pelatihan, pertukaran, akses visa, dan pengakuan keterampilan bersama.   

"PM Anthony, kami mengharapkan dukungan Anda untuk membantu memobilisasi dan membuka lebih banyak investasi lagi dalam energi bersih baru, yang akan mampu mendorong transformasi produktivitas, inovasi, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi," pungkas Menko Airlangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun