Â
HARI-hari ini kita sudah melihat kembali Indonesia yang sebenarnya. Perekonomian Indonesia seperti sudah kembali pulih, dengan  berbagai indikator pertumbuhan yang signifikan di berbagai aspek. Menembus kuartal kedua tahun 2022, bertepatan dengan kondisi dunia yang sedang berjuang bersama untuk menghadapi dampak akibat pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia secara umum terus membaik.Pulihnya kondisi Indonesia dapat dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi tinggi pada kuartal pertama tahun 2022 yang mencapai 5,01% dan lebih tinggi dari negara G20 lain termasuk Jerman dan Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi negara-negara G20 menjadi rujukan mengingat tahun ini Indonesia memegang Presidensi G20. Momentum Presidensi G20, yang mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger", pada intinya mengajak negara-negara G20 untuk pulih bersama.
Tema tersebut juga menjadi pendorong bagi Indonesia dalam melakukan berbagai upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang menunjukkan hasil cukup baik serta diakui keberhasilannya oleh negara-negara di dunia.
Terkini, pujian bagi Indonesia diterima dari para peserta World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022, yang baru saja berlangsung di Davos, Swiss. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mewakili Indonesia mendapat apresiasi dari para peserta saat menyampaikan pandangan dan persfektifnya pada sesi Country Strategy Dialogue.
Airlangga Hartarto kala itu menyampaikan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan didukung oleh kebijakan Pemerintah yang bersifat people-first. Artinya, Pemerintah menempatkan diri sebagai masyarakat untuk mempertimbangkan bagaimana dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat akibat dari keputusan-keputusan yang akan dan telah diterapkan.
Airlangga memberikan contohnya. Yakni, tentang kebijakan pemberian bantuan tunai kepada para pedagang kaki lima, pemilik warung, dan nelayan (BT-PKLWN) yang diinisiasi untuk membantu pelaku UMKM sekaligus mendorong konsumsi masyarakat. Selain itu, ada juga program Kartu Prakerja yang bersifat semi bansos dan diinisiasi Pemerintah untuk reskilling dan upskilling masyarakat di masa pandemi.
Kartu Prakerja tersebut, jelas Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, manfaatnya berhasil diterima oleh 11,4 juta penerima. Untuk siswa sekolah, Pemerintah juga memberikan bantuan kuota internet gratis guna menjamin ketersediaan pendidikan di masa pandemi.
Bisa dipahami jika seluruh langkah tersebut memang memiliki risiko dari sisi kebutuhan anggaran negara. Namun, kita percaya bahwa hal tersebut akan mendatangkan keuntungan jangka panjang bagi masyarakat.
Pasalnya, Pemerintah memprioritaskan masyarakat, berinvestasi di dalamnya, dan memastikan kepercayaan mereka. Pemerintah sangat yakin bahwa keputusan ini dalam jangka panjang akan terbukti sama pentingnya dengan yang dilakukan dalam jangka pendek. Pada akhirnya, jika masyarakat Indonesia dapat mempercayai Pemerintah, maka masyarakat tersebut akan menjadi investasi paling berharga bagi sebuah negara.
Pendekatan people-first ini tidak hanya berlaku pada masa krisis. Penggunaan pendekatan ini di bidang tenaga kerja, pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lain dapat menjadi kekuatan penuntun dibalik upaya pembangunan.
Hal ini dapat dilihat seperti pada kebijakan lingkungan hidup, di mana Indonesia juga menekankan pendekatan yang people-first. Pemerintah mendengarkan keluhan dari keluarga yang kehidupan dan mata pencahariannya berada di bawah ancaman nyata perubahan iklim. Hasilnya, dalam dua tahun terakhir Indonesia berhasil mengurangi deforestasi hingga 80%.
Kita percaya bahwa penerapan kebijakan people-first dapat memberikan perubahan yang nyata. Pendekatan ini adalah pendekatan yang inklusif, berkelanjutan, dan berprinsip. Pendekatan inilah yang dapat menjadi dasar untuk meningkatkan keterlibatan dan kerja sama di seluruh dunia.
Terkait dengan keberhasilan dalam penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri, Airlangga Hartarto berulangkali menekankan bahwa kuncinya terletak pada respons cepat, digitalisasi, dan kolaborasi yang dilakukan.
Respon cepat yang telah dilakukan pemerintah dalam penanganan pandemi yakni dengan menetapkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KP-CPEN) yang memungkinkan Pemerintah untuk mengendalikan aspek kesehatan dan ekonomi serta memudahkan adaptasi kebijakan di tengah pandemi.
Respon cepat lainnya di aspek kesehatan yakni pembatasan mobilitas, kampanye memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta penyediaan pengobatan dan vaksinasi.
"Jadi, kunci keberhasilan dalam menangani pandemi adalah respon cepat, digitalisasi, dan peran aktif seluruh pihak dari berbagai sektor itu," ujar Airlangga yang juga Ketua KPCPEN.
Digitalisasi juga merupakan kunci keberhasilan dalam penanganan pandemi dan diimplementasikan melalui integrasi aplikasi PCare, PeduliLindungi, SMILE, dan SMDV guna mencatat hasil tes, rekam medis, status vaksinasi hingga rantai suplai logistik untuk penanganan pandemi.
Penggunaan teknologi digital tersebut dinilai sangat membantu Pemerintah Pusat dan Daerah dalam memantau dan mengambil keputusan berdasarkan data riil yang diperbaharui setiap saat.
Untuk itu, Pemerintah juga telah melakukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak dari berbagai sektor mulai dari pemerintah daerah hingga lembaga internasional. Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah secara rutin dilaksanakan setiap minggu guna menjadi katalis dalam percepatan pembuatan kebijakan terkait penanganan pandemi terlebih pada sektor ekonomi.
Sementara itu, kolaborasi global juga dilakukan pemerintah dengan berbagai Lembaga Internasional seperti WHO, IFRC, UNDP, dan UNICEF yang telah membantu Indonesia dalam penyusunan pedoman teknis dan pendampingan pelaksana teknis pendistribusian vaksin secara cepat dan tepat sasaran.
Selain kolaborasi global dengan lembaga internasional, pemerintah juga melakukan sinergi dengan beberapa negara lain seperti halnya Australia, Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan Uni Emirat Arab guna memperoleh kebutuhan logistik seperti vaksin, oksigenator, dan obat-obatan secara cepat sehingga mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar juga telah membuka mata kita tentang telah dilakukannya berbagai langkah yang mendorong tindak pencegahan pandemi Covid-19 serta memulihkan dan sekaligus membangkitkan kembali perekonomian nasional.
Jangan lupakan bagaimana Indonesia kinia menjadi pusat perhatian karena peran yang dilakukannya dalam Presidensi G20 Indonesia. Dengan dibantu oleh World Bank dan WHO, Forum G20 menyusun Global Health Fund yang merupakan kerjasama penghimpunan dana untuk membangun ketahanan sistem kesehatan global. Forum G20 juga dapat menjadi fasilitator untuk koordinasi pencegahan dan penanggulangan berbagai persoalan pandemi.
Kinerja Airlangga Hartarto yang membanggakan ini memberi kepuasan pada masyarakat. Tidak berlebihan pula jika nama Airlangga Hartarto belakangan makin moncer dalam bursa calon presiden 2024. Berbagai hasil survei politik memastikan tingkat kepuasan tinggi rakyat atas kinerja pada penanganan dan pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19.
Nama Airlangga Hartarto dipilih oleh mayoritas responden berbagai jajak pendapat untuk Pilpres 2024, mengungguli Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Sandiaga Uno, dan Erick Thohir.
Tingkat keterpilihan masyarakat yang tinggi pada Airlangga Hartarto ini, sekali lagi, tentunya karena keberhasilan yang terus dituai oleh Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua KPCPEN tersebut.
Keberhasilan Airlangga Hartarto ini diakui secara nasional dan global, sehingga tidak mengherankan jika pecinta produk-produk dalam negeri itu menjadi salah satu menteri yang paling disayang oleh Presiden Joko Widodo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H