Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Sawit Berkelanjutan Indonesia, Hindari Nasib Buruk Komoditas Lain yang Pernah Jaya

18 November 2019   22:11 Diperbarui: 18 November 2019   22:10 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Karena menjadi produsen utama dunia, Indonesia menerapkan pola sawit berkelanjutan, pertama Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Namun untuk korporasi, ada juga yang mengkuti Roundtable on Sustaiable Palm Oil (RSPO) dan International Sustainability & Carbon Certification (ISCC).

Dengan sertifikasi ISPO tersebut yang skema kerjanya sama dengan RSPO, maka Indonesia juga masuk sebagai negara  produsen minyak sawit berkelanjutan (CSPO) di dunia, dari catatan produksi CSPO asal Indonesia per bulan Juni 2019 mencapai 7.819.243 ton, berasal dari sebanyak 195 pabrik kelapa sawit (PKS) bersertifikat. Angka itu, belum memperhitungkan PKS independen.

Namun demikian,  walau ada  rekam jejak minyak sawit berkelanjutan dari beragam skim, diakui atau tidak narasi negatif itu akan terus muncul. Karena tujuan utamanya adalah membunuh meminggirkan komoditas strategis andalan Indonesia ini dari pasar dunia.

Kita tentu tidak mau kejadiann yang dialami oleh sejumlah komoditas lain seperti karet, tembakau, kopi, lada dan beberapa produk perkebunan yang Indonesia sempat menjadi produsen utama dunia  lesu untuk kemudian mati. 

Harapan kita itu jangan sampai terulang pada industri ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun