Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Saatnya Lembaga Keuangan Terapkan Prinsip Green Finance untuk Kelapa Sawit

22 Oktober 2019   22:06 Diperbarui: 22 Oktober 2019   22:13 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Salah satu unsur bisnis yang mendorong industri kelapa sawit Indonesia menjadi salah satu raksasa dunia adalah dunia keuangan atau lembaga pembiayaan, dalam hal ini  perbankan. Itu tak lain karena sebagian pelaku usaha sawit baik dalam dan luar negeri yang beroperasi di Indonesia membiayai kegiatan usaha mereka lewat skema pembiayaan lembaga-lembaga tersebut.

Maka, sebagai salah pihak turut membesarkan salah satu industri andalan devisa tanah air ini, tanggungjawab yang diemban tentu tak sekedar memastikan peminjam menyelesaikan tanggung jawabnya kepada peminjam modal.  Pemberi modal sudah selayaknya juga memastikan praktek bisnis rekanan bisnis mereka tersebut harus sesuai dengan prinsip Green Economy.

Seperti diketahui paradigm green economy adalah  suatu gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan. Salah satu kerusakan yang timbul antara lain dengan peristiwa kebakaran lahan yang terjadi  Sumatera dan Kalimantan yang sebagian pelakunya adalah korporasi.

Suka atau tidak, insiden kebakaran yang memunculkan kabut asap di sejumlah kota dan wilayah dua pulau tersebut sangat merugikan,, terutama masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, kerusakan lingkungan dan fauna yang mati juga tak bisa diabaikan begitu saja.

Sejatinya, pemerintah sendiri sudah membuat rambu tegas tentang prinsip bisnis yang tak mengabaikan pelestarian lingkungan, hak adat masyarakat lokal yang terangkum dalam  komitmen No Deforestation, No Peat Development and No Exploitation (NDPE).

Rambu  NDPE tersebut terangkum dalam  Kepmen ESDM No.2018K/10/MEM/2018, yang berisikan kewajiban bagi Pertamina dalam memilih perusahaan minyak  sawit penyalur CPO untuk  biodiesel yang sudah memiliki komitmen bisnis berkelanjutan alias green economi seperti disebut diatas.

Namun aturan pemerintah tersebut sejatinya masih belum cukup kuat untuk mendorong korporasi dan industri sawit dalam memenuhi seluruh syarat yang ditetapkan. Ini tak lain karena kondisi dan penataan industri sawit yang aturannya masih tumpang tindih. Kondisi yang  memberi celah bagi perusaahaan yang berniat nakal demi keuntungan mereka.

Untuk itu, pada titik ini,  lembaga keuangan yang terlibat dalam peminjaman dana kepada  perusahaan minyak kelapa sawit terutama kepada korporasi penyalur biodiesel perlu dan ikut bertanggungjawab untuk menciptakan biodiesel yang berkelanjutan di Indonesia. Lembaga keuangan tersebut perlu juga memperhatikan  isu lingkungan dan isu sosial saat  pemberian pinjaman kepada  perusahaan perkebunan sawit.

Sebab, jika perusahaan yang mereka danai tak menjalankan prinsip dan aturan dalam NDPE, maka mereka telah mengakibatkan hasil yang negatif bagi warga negara Indonesia yang berada di wilayah operasi perusahaan minyak  sawit. Itu tak lain karena   NDPE  harus jadi   pedoman bagi perusahaan minyak  sawit terutama sebagai penyalur biodiesel untuk menciptakan biodiesel yang berkelanjutan di Indonesia.

Maka pada titik ini, peran lembaga jasa keuangan dalam penerapan Komitmen Sustainable Finance mereka  menjadi sangat penting  dalam mendukung investasi dan finansial di sektor perkebunan sawit. Sebab dengan peneguhan komitmen keuangan tersebut, akan turut  membantu terciptanya  kinerja dan tata kelola sektor sawit di Indonesia yang berpedoman kepada prinsip bisnis berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun