Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

SDM Petani PR Besar di Balik Keunggulan Industri Sawit Indonesia

8 Oktober 2019   10:53 Diperbarui: 8 Oktober 2019   11:12 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu, asosiasi usaha sawit Indonesia seperti Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) atau Kementerian Pertanian juga KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) perlu proaktif membantu petani dalan memperbaiki tata kelola perkebunan milik perorangan tersebut.

Menurut ketua Gapki selain pendampingan dalam perbaikan  tata kelola kebun (good agricultural practices) menjadi penting karena itu sangat menentukan pada produktifitas yang akan dihasilkan. Selain juga dengan pendampingan, maka peluang petani perorangan, plasma dan swadaya untuk mendapatkan sertifikat ISPO juga bisa lebih mudah.

Sebab dengan mendapatkan sertifikat ISPO, maka akses untuk menjual hasil lahan mereka menjadi sangat terbuka, dan korporasi yang menjadi bapak angkat petani perorangan ini juga mendapat kredit positif.

Dua hal di atas adalah kelanjutan dari peningkatan produksi dan panen Tandan Buah Segar (TBS) yang diyakini lebih banyak karena petani dengan SDM yang lebih mumpuni, sudah mengetahui cara memilih bibit yang baik.

Insya Allah dengan saling berkooperasi, bukan kompetisi, sawit Indonesia akan membawa berkah, bukan musibah seperti yang kerap dituduhkan selama ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun