Anies Baswedan
Anies Baswedan sendiri menggunakan gaya kepemimpinan berupa  kepemimpinan demokratis. Tipe kepemimpinan demokratis ini mengacu pada bagaimana mereka mampu menerima dan mengakui bahwa pendapat bawahan atau masyarakat  diperlukan untuk  kepemimpinan yang baik dan benar. Sebagai Gubernur, Anies Baswedan tentunya menerapkan  kepemimpinan demokratis dengan menerima berbagai saran  bahkan masukan dari masyarakat. Dalam hal ini, wujud demokrasi terlihat ketika  masyarakat Jakarta banyak mengeluh atas banjir yang terus berlanjut. Terakhir, Anies Baswedan melakukan asesmen untuk menerapkan penataan saluran air yang berbeda atau menerapkan kebijakan yang setidaknya bisa meredam banjir.Terkait gaya kepemimpinan,  Anies Baswedan terlihat juga menggunakan demokrasi, yang mana kepemimpinan didasarkan pada bagaimana kebijakan atau keputusan pimpinan dilaksanakan dengan persetujuan bawahan atau masyarakat. Kebijakan Anies Baswedan dalam hal ini didasari oleh realisasi keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan, seperti mengatasi kemacetan lalu lintas atau banyak hal lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengatasi permasalahan yang ada saat ini. di dalam komunitas.
Prabowo Subianto
Pertama, gaya kepemimpinan situasional, jika melihat kepribadian yang ditunjukkan oleh Prabowo dalam situasi kampanye,  Prabowo menunjukkan sifat karismatik, dikaji dalam surat kabar online SINDO, Kamis 5 Mei 2014, sebagai berikut Gambaran jelasnya akan dimana organisasi yang dipimpinnya berada dan dia tahu..bagaimana menuju ke sana. Hal ini  jelas dibuktikan oleh Prabowo. Prabowo mempunyai kemampuan luar biasa dalam seni komunikasi, menjadi inspirasi bagi murid-muridnya. Prabowo mempunyai kemampuan menginspirasi dan mempercayai terhadap para pengikutnya. Prabowo dapat menanamkan kepercayaan pada pendukungnya dan memiliki kapasitas, membangun kepercayaan diri bawahan dan keinginan  untuk menyelesaikan tugas yang lebih sulit. Energi yang luar biasa dan selalu bertindak cepat, teladan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Sangat ekspresif dan hangat, mudah mengekspresikan ekspresi dan emosinya, mereka juga sangat hangat dan penuh perhatian.  Dengan segudang pengalaman dan perjalanan hidup, Prabowo menikmati tantangan dan risiko, krisis politik dan kepemimpinan di tingkat nasional, hingga permasalahan. Semua risiko telah dihadapi oleh Prabowo, ia telah mengalaminya. Setiap ide, konsep atau strategi yang menyimpang dari pandangan umum dan sangat yakin bahwa hal tersebut akan membawa kesuksesan. Keinginan untuk memperbaiki diri. Biasakan mengajukan pertanyaan dan menguji kepercayaan diri kelompok atau pengikut dengan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah pikiran. kepemimpinan transaksional, berdasarkan ciri-ciri kepemimpinan transaksional, analisa gaya kepemimpinan transaksional yang dimiliki oleh Prabowo sebagai berikut: Dengan latar belakang militeristik, Prabowo adalah  pemimpin yang karismatik, tahu bagaimana mendengarkan, bagaimana membangun isi dan misi yang jelas, kebanggaan terhadap organisasi dan pemimpin, rasa hormat, dukungan dan kepercayaan  anggota/rekan sejawat dalam organisasi. Prabowo mengutamakan inspirasi, menyampaikan harapan besar dengan menggunakan simbol dan slogan  sederhana untuk sesuatu yang penting.
Ganjar Pranowo
Pak Ganjar sering kali melibatkan milenial pada kesempatan-kesempatan tertentu tanpa ada ragu di dalam dirinya, seperti dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatif di era digitalisasi, pak Ganjar menggandeng para anak muda dan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) sebagai generasi teknologi untuk dapat bisa berpartisipasi secara langsung. Hal tersebut menandakan Pak Ganjar sangat menekankan kepemimpinan dalam koloborasi yang sejalan dengan pendapat Ansell dan Gash (2012), di mana menyatakan bahwa salah satu peran kepemimpinan koloborasi adalah pemimpin sebagai katalisator. Gaya Kepemimpinan demokratis juga melekat kepada Pak Ganjar yang terlihat dari sikapnya yang suka mengajak berdiskusi dengan berbagai kalangan masyarakat. Pak Ganjar sangat mengapresiasi segala aspirasi-aspirasi dari masyarakatnya, di mana hal ini tercermin dari respons cepat pak Ganjar dalam menyampaikan aspirasi mahasiswa Aliansi Semarang Raya kepada Pimpinan DPR RI pada tahun 2019. Sikap ini sejalan dengan perkataan dari Robbins (2003:167) yang menjelaskan bahwa pemimpin demokratis adalah pemimpin yang mengikutsertakan para aktor dalam mengambil sebuah keputusan. Terbentuknya gaya kepemimpinan tranformasional Pak Ganjar tidak terlepas dari tipe pengikut atau aktor-aktor yang mendukung (Followership) kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Partisipasi masyarakat yang cukup intens pada forum diskusi yang dibuka oleh Pak Ganjar menandakan bahwa pengikut dari kepemimpinan Pak Ganjar sangat aktif dan juga membawa dampak yang positif.Â
Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia oleh Allah SWT  untuk menjadi nabi dan rasul, pemimpin dunia, mengubah peradaban dan menjadi figur publik yang baik dan patut diikuti oleh seluruh umat manusia. Sifat dan keteladanan Nabi tidak hanya dilihat dari satu sisi kehidupannya saja, namun seluruh aspek kehidupan Nabi dapat kita jadikan teladan, bahkan ketika Nabi Muhammad SAW wafat, kehidupannya masih mempunyai pengaruh. Pengaruhnya terhadap seluruh umat manusia.Rasulullah SAW dalam kepemimpinannya memili keempat sifat yang harus ditiru oleh pemimpin lainnya, yaitu Amanah, Fatanah, Siddiq dan Tabligh. Selain keempat sifat tersebut, Nabi Muhammad SAW juga diutus ke dunia untuk memberkahi alam semesta. Karakter kepemimpinan Nabi Muhammad SAW diharapkan dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Amanah(dapat diandalkan). Utusan Tuhan dapat dipercaya karena dia dapat merahasiakan sesuatu, mengetahui bahwa dia pasti menjadi temannya, menyampaikan sesuatu sesuai dengan pentingnya hal tersebut. Seorang pemimpin perlu memilikisifat amanah, menjaga dan melestarikan apa yang  dipercayakan kepadanya, juga kepercayaan yang dianugerahkan Allah SWT sebagai anugerah sekaligus jabatan. ia pegang hingga tercapai kesuksesan bagi semua pihak. Tabligh, pada saat yang sama Rasul  menjadi tugas utama menyampaikan apa saja yang diperintahkan Allah SWT, meskipun Allah tidak memerintahkan untuk menyampaikannya. Fatanah (cerdas dan bijaksana), seorang pemimpin harus bijaksana dan cerdas dalam bertindak dan memecahkan masalah, serta memiliki visi yang luas dan mendalam. Hal ini terlihat pada kinerja pemimpinnya. Hakikat fatanah tidak hanya ditujukan kepada seorang pemimpin saja melainkan seluruh umat manusia harus mempunyai hikmah, kepandaian dan mempergunakan kepandaiannya dengan baik. Siddiq (jujur dan benar), kejujuran adalah keselarasan perkataan dengan kebenaran yang terjadi,oleh karena itu, siapa yang memimpi nucapan yang benar dan jujur akan selalu memenangkan kepercayaan seseorang bawahan.
Abu Bakar Ash Siddiq
Cerdas, mudah bergaul, jujur dan berani. Menurut Ibnu Hisyam dalam kitab Sirah Nabawiyah, Juz I/249-250, Abu Bakar r.a adalah anak dari Abu Quhafah. Nama aslinya Abdullah, dijuluki Atiq (Tampan) karena parasnya yang tampan dan kepribadiannya yang sukses. Ketika masuk Islam, Abu Bakar r.a. memamerkan keislamannya dan mengajak manusia kepada Allah dan Rasul-Nya. Dakwah Abu Bakar  cukup efektif karena beliau adalah seorang Quraisy yang mudah bergaul dalam pergaulan, penyayang dan menerima, seorang pebisnis, berakhlak baik. Orang-orang  datang kepadanya dan bergaul dengannya dalam banyak hal karena pengetahuannya, bisnisnya, dan koneksinya yang baik. Beberapa sahabat yang masuk Islam di tangan Abu Bakar antara lain  Utsman bin Affan r.a., Zubair bin Awwam r.a., Abdurrahman bin Auf r.a., Saad bin Abi Waqash r.a. dan Thalhah bin Ubaidillah r.a.
Ketika Nabi SAW dibawa pergi oleh Allah SWT pada peristiwa Isra' Mi'raj, banyak orang yang langsung menolak kabar darinya, bahkan umat Islam yang sudah murtad, atau masih ragu, Abu Bakar dengan bijaksana membenarkan dan berkata: "Tidak masalah. kabar dari Muhammad SAW bahwa dia berjalan pada malam hari dari Masjidil Haram menuju Masjid Aqsaa, sedangkan aku segera mendapat kabar  dari surga yaitu: Dengan keyakinan tersebut, Abu Bakar siap dididik tentang Islam dan siap memperjuangkan Islam. Abu Bakar berani dan berani mengambil resiko melawan kaum Quraisy dengan  mendakwahkan Islam. Lembut namun tegas sejak sebelum masuk Islam Abu Bakar r.a. dikenal sebagai orang yang baik, mempunyai hati yang lemah lembut, suka menolong dan suka memaafkan. Dan setelah Islam dan kekuasaan sebagai khalifah menggantikan Rasulullah dalam memimpin negara dan rakyatnya, tentu tidak diragukan lagi bahwa Abu Bakar r.a.  yang benar-benar memahami sabda Rasulullah SAW: "Ya Allah, barang siapa  yang bertanggung jawab mengatur urusan pemerintahan umat-Ku dan menyusahkan mereka, maka biarlah dia mendapat kesulitan. Tetapi siapa  yang memimpin rakyatnya dan bersikap lembut (ramah) terhadap mereka, maka hendaklah dia bersikap lemah lembut terhadap mereka" . Namun, sebagai Khalifah, ia harus memerintah berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, dan harus memastikan bahwa supremasi hukum Syariah adalah Oleh karena itu, untuk melindungi kedaulatan negara. Hukum syariah, ia tak segan-segan  mengambil tindakan tegas terhadap siapapun yang ingin menghancurkannya pasca kabar wafatnya Nabi. Meski para sahabat yang diwawancara masih memaklumi tindakan orang-orang yang tidak mau menunaikan zakat  selama shalat, namun Khalifah Abu Bakar tetap mempertahankan pendiriannya. Dihadapan kaum muslimin beliau berpidato: "Wahai kaum muslimin, ketahuilah ketika Allah mengutus Muhammad, kebenaran  (Al Islam) selalu diremehkan  dan Islam dibenci sehingga banyak orang menolak masuk Islam karena takut disiksa. Namun  kemudian Tuhan membantunya agar seluruh bangsa Arab bisa bersatu di bawah naungannya. Demi Allah, aku akan menjaga agama ini dan aku akan berjuang fi sabilillah hingga Allah memberikan kemenangan atau Allah  memberikan surga kepada orang-orang yang gugur di jalan Allah dan  memberi kesuksesan kepada orang-orang yang memperoleh kemenangan agar dapat menjadi hamba perdamaian yang bertaqwa selamanya. Ya Tuhan, jika mereka tidak mau membayar zakat, walaupun hanya seutas benang, niscaya aku akan melawan mereka walaupun  banyak hingga aku terbunuh, karena Engkau tidak memisahkan kewajiban zakat dari kewajiban shalat. ". (lihat Al Kandahlawy, Hayatus Shahabat,  Kanzul Ummal Khatimah). Sungguh wawasan yang mendalam tentang kepemimpinan Abu Bakar yang lembut namun tegas dalam menegakkan otoritas tertinggi hukum Syariah tingkat tinggi.