Penyakit mental masih merupakan suatu penyakit yang tabu di Indonesia ini. Banyak orang yang masih belum mengerti apa itu penyakit mental dan belum percaya bahwa penyakit mental adalah penyakit yang serius, karena penyakit mental dapat menyerang siapapun terlepas dari usia, gender, lingkungan, dan latar belakang seseorang.
Remaja merupakan fase perkembangan akhir dari fase anak yang akan menjadi generasi penerus yang akan menghadapi  era modern saat ini. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi pada seorang remaja seperti perubahan fisik yang didasari pada hormonal dan perubahan psikologisnya. Menurut Piaget, secara psikologis masa remaja merupakan masa individu tidak lagi merasa berada di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan masa remaja merupakan masa individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa dan berada pada tingkatan yang sama.
Kesehatan mental pada remaja perlu diperhatikan lebih dalam dan memerlukan penanganan yang tepat agar mengenai tujuan awal yaitu demi keterlibatan aktif seorang remaja dalam kehidupan dirinya maupun kehidupan bermasyarakan di era modern ini. Menurut World Health Organization (WHO) berdasarkan datanya, setengah dari penyakit mental bermula sejak usia remaja, yakni di usia 14 tahun.
Komunikasi Interpersonal berperan penting dalam membangun kesehatan mental khususnya bagi remaja. Komunikasi merupakan sebuah media untuk membuka diri atau mendekatkan diri dalam rangka membangun kesehatan mental. Terjalinnya komunikasi interpersonal yang efektif, remaja akan dapat membuka dirinya dan meminimalisir gangguan kesehatan mental. Saat seorang individu menjalin komunikasi interpersonal dengan individu lain saat itulah relationship muncul yaitu jenis Friendship atau pertemanan.
Komunikasi Interpersonal disini menjadi jembatan untuk seorang remaja dapat mengungkapkan emosinya. Remaja yang mampu terbuka menyampaikan masalah dan kendala yang  dihadapinya  berarti remaja   mampu  belajar  mengenal  situasi - situasi  yang  menimbulkan emosinya. Remaja  yang memiliki komunikasi interpersonal  yang efektif dengan orangtuanya akan membuat remaja mengerti tentang bagaimana dinamika kehidupan yang sedang dialami (Choirunnisa & Annastasia, 2018).
Komunikasi interpersonal yang efektif sangat dibutuhkan pada fase remaja, karena pada fase ini  remaja  menginginkan  kondisi  saling  bertukar  pikiran  yang  digunakan  remaja  sebagai  tempat untuk meluapkan emosinya (Farahati, 2011). Komunikasi Interpersonal berperan penting terhadap permasalahan ini, karena nyatanya remaja sebagai individu tidak bisa mengandalkan diri sendiri, karena masih dalam tahap peralihan, dan remaja masih membutuhkan dorongan, semangat dan tempat berkomunikasi untuk membangun kesehatan jiwanya.
Jadi Ketika pikiran kita dalam keadaan tenang dan sehat, kesehatan mental menjadi suatu kondisi. Remaja merupakan kelompok usia yang rentan mengalami gangguan jiwa karena kondisi fisik dan mentalnya yang masih labil dan dalam masa transisi. Kesehatan mental remaja perlu diperhatikan lebih dalam dan perlu ditangani dengan tepat, sehingga tujuan awalnya agar remaja berperan aktif dalam kehidupan dan kehidupan sosialnya sendiri di era modern ini.
Membangun kesehatan mental remaja dimulai dengan peran komunikasi interpersonal. Melalui interaksi antar masyarakat, terdapat beberapa silaturahmi untuk memberikan semangat dan inspirasi bagi masalah kesehatan jiwa remaja.
Kesehatan mental kita juga sangat bergantung pada kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain terutama yang dekat dengan kita atau orang penting dalam kehidupan dan lingkungan kita.
      Pada masa remaja juga terlihat bahwa remaja lebih rela menjalin komunikasi interpersonal dengan teman-teman seusianya. Komunikasi antarpribadi memegang peranan penting dalam masalah ini, karena pada kenyataannya remaja sebagai individu tidak dapat mengandalkan diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H