Pada subuh hari kemarin
Aku pernah menari bersama angin
Berteriak kuat melawan hening
Berusaha menepis ragu bersama kerling
Dan bayangmu menemaniku bening
Clara.
Aku ingin mengerti tentang siang
Arti  di balik langit yang terang
Tentang ribuan goresan legang
Pada tubuh setengah regang
Di atas hamparan juang
Tapi, Clara.
Mengapa engkau hilang di balik senja?
Seakan kita telah selesai bercerita
Padahal aku  baru saja sehasta
Belum paham apa itu neraca
Menimbang seribu lara, Clara
Clara.
Kita pernah bersama bertualang
Menemani asaku berjuang
Menggilas unek-unek yang meradang
Meredam nada-nada sumbang
 Mendukungku dalam senandung
Clara.
Engkau tentu tahu apa itu malam
Karena engkau pernah muram
Engkau juga sangat paham apa itu runyam
Karena engkau pernah tenggelam
Tapi mengapa engkau memberiku temaram?
Clara.
Ayolah sekali lagi kita menerjang
Walau aku atau kau harus menyilih karang
Memintal esok dengan lapang
Clara, tetaplah di sampingku, cemerlang
Aku rindu mencarimu Clara, gemilang.
Seribu angan dalam harap,
Kota Karang, 07 April 2020
De Sol al Tesoro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H